menikah
Angin malam begitu dingin dan tak kuasa rasanya diriku untuk menghindar darinya. Tubuhku yang tidak begitu terbiasa dengan hawa dingin ini mulai terbiasa dengan hawa dingin, yang setiap malam menyapa dan rasanya tak pernah mau untuk memberontak, pada alur musim yang memang sudah waktunya. Besok adalah hari dimana aku harus mulai melakukan petualangan baru. Hari dimana aku akan melangsungkan hal istimewa dalam hidupku. Yah, hari pernikahanku, hari yang sebagian besar orang mengakuinya sebagai hari bahagia. Meski beberapa kejadian yang kulihat banyak orang yang menangis saat pernikahaannya, namun menurutku setiap airmata yang jatuh adalah tetes kebahagiaan dan rasa syukur. Sudah hampir dua jam dan aku belum juga bosan duduk di kursi sambil berkaca dengan baju pengantin yang tengah kugunakan. Padahal waktu sudah menunjukkan jam duabelas siang dan aku sama sekali belum makan apa-apa dari tadi pagi, namun sepertinya rasa bahagia ini tidak memberiku kesempatan untuk sekedar merasa