Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Terasing di "Maya Dunia"

Tak ada Facebook hari ini Tak ada dunia lain yang menghubungkan kita Hanya layar kosong dan penuh ilusi Yang dulu memberi, kini hampa semata Satuan warna biru membawa mimpi Menghubungkan ego-ego untuk saling membenci dan memuja Kita terikat, tapi sendiri Terlalu dekat, namun tak lagi ada Senyum jadi simbol tanpa makna Saling sapa tergantikan tanda suka Dalam riuh yang selalu ada Kita perlahan menjadi tiada Tak ada Facebook hari ini Mungkin esok kita kembali berbicara Tanpa layar, tanpa batas semu Menyambung hati yang nyaris tak bertemu

Dalam Bayang Cahaya Abadi

Gambar
Wahai Jiwa yang mengeja makna Di lembar luas samudra tak bertepi, Apakah kau menyelami batas atau kebebasan? Apakah kau merengkuh kehinaan atau kemuliaan? Ketika awan kelam bergulung di dada bumi, Aku mendengar panggilan tanpa suara: “Wahai yang rapuh, kau diundang kepada Keabadian. Runtuhkan tembok yang membatasi pemandanganmu!” Tuhan bukanlah tirai kabut yang tersembunyi, Ia gemuruh di denyut jantung semesta. Lihatlah burung yang melayang di cakrawala, Di balik sayapnya bergetar Nama yang tak tergantikan. Bukankah matahari adalah firman tanpa aksara? Bukankah angin adalah nafas Cinta yang tak terlihat? Setiap atom, setiap kerikil kecil di lembah, Adalah saksi—bisu namun penuh makna. Aku tanyakan pada jiwa, “Siapakah Engkau yang mengembara di tubuh fana ini?” Jiwa tertawa, seperti sang angin yang tahu rahasia, “Aku adalah cahaya dari Sang Cahaya, Pantulan kecil dari Rahasia Besar.” Lalu aku pahatkan doaku di langit kelam: Wahai Pemilik Waktu, bentangkan penglihatan ini. Jangan biarkan...

Cermin

Gambar
Bagaimana caraku bercermin Untuk melihat diriku Untuk mengenal wajah yang ada Untuk menyadari ruang dan waktu   Kupikirkan cermin sejak malam tadi. Sejak mendengar kata itu, yang diucapkan dengan penuh pengertian. Cermin bisa hadir dalam kenangan. Bisa juga dari suara dan citra kehidupan. Aku bertanya lagi, apa yang kucari dalam cermin? Kujawab; “Diriku” Mengapa aku harus bercermin? “sebab aku ingin hidup. Ingin menjadi manusia , menjadi hamba, menjadi sebutir debu dalam semesta.” “aku ingin lebih sederhana” afinitas

Aku Yang Hilang

Gambar
Aku tidak membaca, juga tidak menulis Aku tidak mendengar, juga tidak bicara Aku tidak bergerak, juga tidak diam Aku ingin pergi, tapi juga tetap di sini   Aku berusaha menyenangkan, tapi juga membosankan Aku ingin membenci, tapi juga harus mencintai Aku terjebak dalam ambigu yang tak berkesudahan Hidup yang tidak hidup, karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya. Begitu kata Rendra   Aku sendirian Tidak punya rumah dan harapan Merasa terabaikan oleh banyak perhatian Tak mampu sendiri dan tak bisa bersama Aku sakit sekaligus merasa baik-baik saja 17.11.2024

Umur

Umur tiga puluh tahun, aku tidak menjadi apa-apa, sebab belum memutuskan apa-apa Umur dua lima tahun, aku menikmati hidup dan penderitaanku, sambil membuat keinginan yang tidak serius Umur dua puluh tahun, aku mulai bingung untuk jadi apa dan harus bagaimana Umur lima belas tahun, aku kesepian dari semua orang yang aku tahu Umur sepuluh tahun, aku anak bodoh yang suka menangis Umur lima tahun, aku anak kecil yang tak mengenal ibu Aku tak tahu kenapa aku dilahirkan Tegal, 10/07/2024

Bagaimana?

Bagaimana harus kukatakan Bahwa aku memikirkanmu tiba-tiba Menyadari hadirmu dalam gelapnya jiwa Ingin memeluk dengan jarak yang tak seharusnya

Foto Profil Mu

Ada senyum yang mengandung tangis Tampak rasa syukur dan penyesalan  Harapan dan trauma merangkai wajah itu Cinta dan kesepian rampil beriringan  Ku pandangi wajahmu yang sayu dan memikat  Kubayangkan kalimat-kalimat cerita penuh emosi  Kuingat lagi kau yang bicara sekaligus merasa  Ku dambakan tawa dan tangismu yang bukan terpaksa

Malam

Dalam gelap-malam Ada tatapan kesal darimu Ada kepasrahan dariku Ada kebersamaan antara kita Ada keyakinan, pasti ada jalan untuk yang saling merindu

Malam Sunyi

Gambar
Suara jangkrik dan kodok bersahutan Tetesan air masih sedikit terdengar di atap besi Badanku sedikit panas walau udara terasa dingin Pikiranku kosong, tak ada bayangan dan ingatan Waktu berhenti dalam jiwaku, sebab yang ada hanya dirimu   Engkau menari di tengah udara Menawarkan pesona untuk bertahan Aku melayang diruang hampa dan hanya kau yang ada ooh, yang berkuasa Tuntun aku dalam genggamanmu Dan izinkan aku selalu bersama sinarnya

Aku dan Jiwamu

Gambar
Aku dan Jiwamu Ada yang terlupakan, namun tak terpisahkan Menyatu bersamaku, walau kadang kurindui Akulah dirimu yang di sana Kujumpai kau dari sini Biar sunyi ini menjadi saksi Kau dan aku bersama di ruang berbeda Ber-Puisi Hujan bergembira datang Suaranya merintis rindu Aku diam merasakan petang Bayanganmu di awan kelabu Enggan kauputuskan harapan Selalu kembali menyendiri Menyerahkan pada puisi Bersembunyi dalam sunyi 21,11,23

Kata-kata

Gambar
 Begitu kau melihatnya Terlambat kau mengingatnya Pahami dia Resapi maknanya Pulanglah ke sana

IBU

Gambar
Walau tanpa rindu Kudoakan sehat selalu Kuharap terus doamu Dalam hidup yang tak tentu Ibu

Menjelang Fajar Pagi

Gambar
Menjelang Fajar Pagi Aku berharap dengan sepenuh hati Terasa dekat dan terselimuti Damai dan penuh percaya diri Pikiran tumbuh dan bersemi Harapan itu kuat penuh arti Tampak nyata dalam sepi Malu membohongi diri sendiri Selalu engkau pergi dan kembali Aku malah sering lalai dan lari Pada kenyataannya yang tak bisa dihindari Semuanya ada tanpa harus dicari Menjelang fajar pagi Terasa damai dalam harapan sejati Aku berat jika harus ditinggal pergi Menjelang fajar pagi Akankah ini bertahan hingga esok hari Semoga terus kita berjumpa kembali

Dia

Dia Banyak yang menyukainya Berjejeran mengharapkannya Mencari perhatiannya  Tertarik pada tulus sikapnya Jujur untuk didengarkannya Juga sakit hati olehnya Kecewa karenanya Memohon balas kasihnya Dia Dianugerahi pesona Pandai cerita dan drama Peduli dan rajin membaca Sunyi dalam hati dan jiwa Terkadang naif dan terlena Dia Kini setia pada cinta Semoga

Lepaskanlah

Lepaskanlah Tidak semua harus seperti keinginanmu Relakan lah Semakin sakit jika kau menolaknya Damaikan lah Ada salahmu dalam semua yang terjadi Sadarilah Dirimu hanya partikel dalam samudra 

Agustus 2022

Malam ini aku sendiri di kamar Memikirkan tentang harapan ku padamu  Bertahan dalam mimpi bahagia bersama Berpikir tentang langkah yang sebaiknya Hingga akhirnya, semuanya tampak buntu Dan aku harus menyadari kebodohan diri Mungkin seharusnya kuletakkan pikiranku Menyandarkan hati pada yang sejati Tak banyak yang bisa kukatakan selain itu Sebab "kosong" terasa lebih baik saat ini Ingin kupeluk erat waktu dan tenaga Menunggu takdir mendamaikan harapan Menjaga hati agar tak keliru melangkah Berusaha sabar pada apa yang terlewatkan Kepadamu aku memohon ampunan Atas banyak sujud yang kulupakan

Pagi

Gambar
Terbayang seribu kerinduan dalam satu wajah Tertuang doa-doa dan permohonan hati Tertulis nama yang tak lekang oleh waktu Dirimu membuai niat dalam sepi Udara pagi menusuk ragaku Namun suaranya menghidupi rasa Pikiranku melayang di tengah remang Hatiku bimbang menalar takdir Aku memohon yang terbaik Pada hakikat diri yang kuikat Pada firasat yang akan jadi obat Pada pertanyaan yang tak sanggup kujawab Semoga cahaya penerimaan lekas bersinar Semoga hati bersih dan jujur kembali 10 Juni 2022

Ibuku

Ia adalah ibuku Walau tak sesuai dengan benakku Ia tetaplah ibuku Meski aku tak bisa mengikuti harapannya Ia selamanya ibuku Andai selamanya kita tak sejalan Seberapa pun jauh ia kecewa Tetaplah aku bagian darinya Seberapa pun ia tak bisa mengerti Aku tetap mengharapkan ridhonya Seberapa pun jauh kita terpaut jarak dan ruang Hatiku tak bisa berpaling darinya Jika waktu dapat dirangkai ulang Ingin kurasa menangis di pangkuannya

Doa

Ya Allah Jika jalan yang kuharap kan benar, maka dekatkanlah Jika tidak, maka damaikanlah Engkau penguasa segalanya

Bukan Aku

Bukan aku Engkaulah penguasa hati Di antara jari-jarimu yang menggerakkan semesta Menerangi jiwa sepanjang masa Bukan aku Engkaulah penguasa waktu Setiap saat memberi tanpa pernah merugi Menjaga hati dalam duka dan sepi Hanya engkau Penguasa cahaya diantara kegelapan Pengisi udara di antara kekosongan Yang hidup di antara kematian Hanya engkau Puncak dari anai-anai kehidupan Inti dari kiblat-kiblat penghadapan Hakikat dari gelombang-gelombang pemikiran