Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tokoh
Gambar
Diam Memang lebih baik diam Lebih tepat untuk ngobrol dengan diri sendiri Tak ada teman yang lebih baik dari diri sendiri 10/02/2025 Beberapa waktu yang lalu aku selesai membaca buku biografi Albert Einstein karya Walter Issaction. Karya yang bagus mengenai orang yang luar biasa. Aku jadi tahu Albert Einstein tidak hanya sebagai seorang jenius yang menggeluti bidang fisika, aku jadi lebih tahu dia sebagai seorang manusia. Aku tahu kultur di mana dia dilahirkan, wataknya sebagai pribadi yang berbakat, juga egonya sebagaimana anak muda pada masanya. Buku itu memberi tahuku bawah Einstein adalah sosok genius yang tetaplah manusia biasa, punya kerapuhan dan sifat negatif. Banyak hal yang dapat dibanggakan dan dipelajari darinya, tapi juga tetap ada hal-hal yang bisa di kritik. Terkadang, karena terlalu membanggakan seseorang, kita menganggap hal negatif darinya pun sebagai keistimewaan. Cara pandang seperti itu menjadi kecenderunganku selama ini, dan mungkin juga pada banyak orang....

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

Gambar
View this post on Instagram A post shared by Fotografer Indonesia (@fotograferindonesia__) Masih bulan Desember, berarti masih bulan Gus Dur. Masih bisa mengenang beliau lewat lagu ini. Baru tadi malam aku membaca dari membuka akun Instagram Arbain Rambey, meliat koleksi foto berserta ceritanya, dan aku melihat salah satu fotonya dijadikan isi video klip. Itu adalah video klip lagu berjudul "Legenda", dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari. Langsung aku beranjak untuk menontonnya di YouTobe. Lagu itu memanglah bagus, baik lirik maupun iramanya. Namun setelah aku mendengarkan versi Sheila Majid pada tahun 1990, ternyata aku lebih suka versi yang lama. Versi Sheila Majid pada 1990 terdengar lebih bagus secara keseluruhan, baik itu musiknya maupun vocal-nya. Tentu ini pendengaranku secara pribadi. Versi 1990 lebih halus secara aransemen. Petikan pianonya bisa menyentuh ke hati. Begitu pun dengan suara Sheila Majid, khas Melayu dan halus. Terasa lebih dalam ...

Pak Fahrudin Faiz: Juru Bicara Milenial Para Filosof

Gambar
Saat masih jadi mahasiswa filsafat, saya beranggapan bahwa dosen yang paling mudah untuk di terima penyampaiannya ada dua, salah satunya adalah pak Fahrudin Faiz. Hera, teman satu angkatan saya pernah bilang, “ kalo pak Faiz masuk ruangan, rasanya kelas jadi adem ”. Begitu yang dia katakan setelah kuliah Tasawuf Falasafi bersama belau. Saya anggap itu sebuah pernyataan yang jujur dari pengalamannya sendiri. Pak Faiz memang cukup faforit di kalangan mahasiswa filsafat, baik pada saat saya masih mahasiswa atau oleh seorang alumni filsafat tahun 90-an yang pernah saya temui. Beliau mampu menjelaskan persoalan-persoalan filsafat dengan sederhana, sehingga mudah untuk dipahami pendengarnya. Cara penyampaian yang mudah itulah yang mendasari saya beranggapan bahwa beliau sudah faham. Sebagai mana Einstein pernah bilang, “bila kau tak bisa menjelaskan dengan sederhana, itu artinya kau belum faham”. Namun itu pengalaman dahulu, lima tahun sebelum pengajian beliau di Masjid Jendral Sudirman(...

Sedikit Pelajaran Dari Pram

Gambar
Pada awal masuk organisasi pergerakan, kawan-kawan memberitahu saya mengenai seorang tokoh sastra bernama Pramudya Ananta Toer. Pada masa itu saya anggap diri saya cukup tahu saja, karena saya belum pernah bersentuhan dengan karyanya. Sampai saya kemudian mulai punya keinginan untuk membaca Novelnya yang terkenal, yakni Tetralogi Pulau Buru dan Arus Balik. Dari situlah saya mulai merasa kenal dengan Pram. Kemudian dari banyak artikel, Youtube dan karya Pram lainnya saya jadi semakin kagum dengan beliau. Pram merupakan bagian dari tokoh yang berusaha menulis untuk bangsanya. Menulis bagi dia merupakan tugas nasional sebagai warga negara. Karya dan juga kehidupan pribadinya mengajarkan saya bahwa tidak semua keinginan baik akan berdampak baik dan juga akan memberikan respons yang baik pada dirinya. Hal itu terbukti dengan ditahannya dia pada dua rezim Indonesia, pada masa pemerintahan Soekarno dan juga pada masa Orde Baru. Tetralogi pulau buru itulah yang memberi pengetahuan bahwa, penj...

Brow

Gambar
jaman nek MAMNU Saya sudah banyak bercerita kepada orang-orang tentang awal mula saya bisa kuliah di Yogyakarta. Namun rasanya kurang lengkap jika tidak saya ceritakan disini. Jadi pada tahun 2012, saat itu saya selesai menjalani Praktek Kerja Lapangan dari MAMNU, saya di SMS oleh seorang teman. “Bro, ayo kuliah nek jogja” “Wah, gak enek biaya brow” saya menjawab dengan sangat yakin seolah memang tidak akan bisa kuliah di jogja. Kemudian sehari senbelum wisuda di pondok saya ketemu dia dan membicarakan soal rencana kulyah tersebut. Dari ssitulah bekal keyakinan dan niat saya untuk melnajutkan pendidikan ke jogja terbangun. Akhirnya saya meoby pada keluarga untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Saya dan dia –Namanya Fahrurozy- mendaftar bareng dan mencari jurusan yang juga sama. Hingga akhirnya pun kita diterima di Universitas yang sama dengan jurusan yang sama juga. Karna memang pilihannya sejak awal juga sama. Yang penting bisa kuliah. Tahun pertama s...

Ustad Saiful Huda -testimoni

Gambar
Pak, e  Begitulah saya dan mungkin teman-teman lain mengingat beliau. Entah siapa yang memulai nama itu untuk beliau. Ustad Saiful Huda. Saat ada yang bilang "satu tauladan lebih bernilai dari seribu kata-kata", maka beliaulah yang langsung saya ingat. Tiga tahun bisa tinggal bersama beliau merupakan anugrah bagi saya. Menurut saya beliau merupakan guru kehidupan setelah keluarga. Cukup pantas ketika para Alumni MAMNU -terutama Santri putra- menganggap beliau adalah ayah sekaligus guru bagi mereka. Beliau menunjukkan bahwa satu teladan lebih berguna daripada seribu kata-kata. Tidak banyak yang tercatat dalam diri saya mengenai beliau, tetapi masih ada yang selalu saya berusaha untuk mempertahankan ingatan itu. Mungkin ini sebagiannya. Tiga tahun menjalani puasa di asrama dan pada awal puasa beliau selalu bilang tentang hadis nabi “Khairul umuri’ ausatuha” sebaik-baik perkara adalah yang sedang/pas saja. Dulu itu bertujua untuk mendidik kita supaya tidak malas meski ...