Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Terlambat memahami

Pak tani membunuh ular disawah Kemudian tikus jadi melimpah Padi rusak dan panen gagal Pak tani terus bersabar dan berdoa Seorang menjabat jadi mentri Suara rakyat banyak dia kantongi Ternyata dia terkibat korupsi Karna besarnya pengaruh dan himpitan naluri Muda-mudi saling mencintai Berjanji bersama sampai mati Tiba-tiba berpisah karna ego dan emosi Hati memang tak mudah di prediksi Angin bisa menjadi badai Darah bisa menjadi nanah Kita sudah mengerti Hanya terkadang terlambat memahami                                                                                                                 10-10-2017

Siapakah aku..?

Apakah aku orang yang baik?, itu tidak mungkin Apakah aku orang yang jahat?, kurasa tidak sebegitu jahat Apakah aku orang yang sombong?, mungkin iya Apakah aku orang munafik? Bisa jadi Apakah aku kejam? Nuraniku bilang, tidak Apakah aku orang tulus? Lebih banyak tendensius Apakah aku orang yang sabar?, memendam emosi iya Apakah aku penghianat?, tidak terlalu Ijinkan aku bertanya Bertanyalah dengan jujur Apakah aku pembohong?, sepertinya begitu Adakah cinta untukku?, selalu ada Apakah aku pantas mendapatkan cinta?, tanyakan pada ibumu Kenapa aku sering disakiti?, karena kau masih suka terlena Kau lebih tahu hidupku Sebenarnya tidak sebegitu detail Perjalananku cukup pedih – kenapa kau tak membuatnya indah Hidupku krisis kasih sayang – mungkin banyak yang lebih pedih darimu Aku tak mendapat perhatian – tentukan saja dirimu sekarang Aku sering disalahkan – ingatlah, detik ini milikmu Terserah apa katamu – kau jangan mudah menyerah

catatan pribadi

Gambar
entah bagaimana caranya mengawali ungkapan jiwa yang begitu amburadul . Pertanyaan utama untuk bisa melakukannya adalah. “apakah aku benar-benar jujur dalam mengungkapkan dan menuliskannya?” Kurasa tidak banyak orang yang benar-benar bisa jujur dalam menuliskan apa yang dia rasa. Karna aku sudah terbiasa merasakan, bahwa ada jarak antara apa yang ada dalam perasaanku dengan ungkapanku. Dalam ungkapan, tidak hanya mulut yang berperan, namun juga ego serta rasa takut akan pendapat orang lain. Begitu juga ketika memindahkan perasaan dalam jiwa itu kedalam tulisan. Ada semacam keinginan untuk ikut mengatur persepsi pembacanya. Tapi mingkin itu hanya terjadi pada diriku saja, sedangkan banyak orang disana memiliki situasi yang berbeda antara dirinya dan tulisannya. Mereka bisa jadi mampu lebih jujur dan konsisten dengan apa yang dia tuliskan. Kufikir jujur merupakan aspek utama yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya dalam soal mengungkapkan perasaan dalam tulisan. Meman