Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Bukan Aku

Bukan aku Engkaulah penguasa hati Di antara jari-jarimu yang menggerakkan semesta Menerangi jiwa sepanjang masa Bukan aku Engkaulah penguasa waktu Setiap saat memberi tanpa pernah merugi Menjaga hati dalam duka dan sepi Hanya engkau Penguasa cahaya diantara kegelapan Pengisi udara di antara kekosongan Yang hidup di antara kematian Hanya engkau Puncak dari anai-anai kehidupan Inti dari kiblat-kiblat penghadapan Hakikat dari gelombang-gelombang pemikiran

Kata-Kata Terbaik Adalah Doa

Gambar
Hai blog Sudah lama sejak dua minggu kemarin aku belum bercerita lagi. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kukatakan. Tapi pertimbangan lain mengharuskanku untuk tidak menceritakannya. Sebab itu terlalu sensitif untuk dibahas. Pada akhirnya aku berusaha untuk menulis sesuatu yang "ringan" saja, namun ternyata tidak bisa. Mungkin memang lebih baik jujur dengan diriku sendiri. Kita mulai saja dengan perjalanan Kamis kamis lusa. Saat aku sudah meniatkan diri untuk menemui cinta dan cinta menyambut dengan ramah. Sayangnya cinta enggan untuk jujur dengan perasaannya yang asli. Entahlah. Mungkin masih ada dendam diantara kita. Aku ingin membuat puisi begini: Atas nama cinta aku menemuinya Atas nama cinta dia menghubungiku Atas nama cinta aku memohon kasihnya Pada cinta aku mengemis Demi cinta aku rela tidak jadi apa-apa Dari cinta dia berpaling Karena cinta kita terhubung Cukup absurd memang kata-kata di atas. Semoga saja masih layak dianggap puisi. Namun dari persoalan ini aku su

Jumatan Hari Ini

Sampai sekarang aku tidak bisa melupakan kesanku saat shalat Jum'at di masjid tadi siang. Masih begitu terasa bahwa aku terlalu alay dan lemah. Cenderung mengikuti hawa nafsu dan tidak mau berfikir dengan baik. Ayat yang dibacakan abah Ubaid saat rakaat pertama tadi menghanyutkan hatiku. Begitu terasa getarannya sampai aku akan menangis. Abah membaca Surah Al-Hasyr Ayat 21. Law anzalnaa haazal quraana 'alaa jabilil lara aytahuu khaashi'am muta saddi'am min khashiyatil laah; wa tilkal amsaalu nadribuhaa linnaasi la'allahum yatafakkaruun Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir. Pada saat mendengar ayat itu aku terbawa pada pemaknaan bahwa. Eh, gunung yang begitu besar, tinggi, dan kuat itu tunduk dan takut kepada Allah. Apalagi hanya sekedar masalah-masalah ku. Apalagi cuma persoalan cinta

A

 Aku hanyalah pengemis. Andaikan saja itu pantas dan berarti

Doa Akan Tidur Ku

Yaa Allah Hidup dan matiku adalah kehendakmu Bahagia dan sengsaraku juga begitu Murkamu begini menyiksa Rahmatmu amat sangat kudamba Tak ada kebaikan yang kumiliki, sebab semua darimu Tak ada cinta yang terjadi, kecuali kehendakmu Tak ada ketiadaan diluar adamu Tak ada aku, hanya engkau Ada tiadaku adalah milikmu Cintailah cintaku Lindungilah hati yang saling mencintai Maknai lah setiap harapan dengan cintamu Jadikanlah cinta istimewa Sebab hanya engkaulah yang selalu ada