Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Lepaskanlah

Lepaskanlah Tidak semua harus seperti keinginanmu Relakan lah Semakin sakit jika kau menolaknya Damaikan lah Ada salahmu dalam semua yang terjadi Sadarilah Dirimu hanya partikel dalam samudra 

Agustus 2022

Malam ini aku sendiri di kamar Memikirkan tentang harapan ku padamu  Bertahan dalam mimpi bahagia bersama Berpikir tentang langkah yang sebaiknya Hingga akhirnya, semuanya tampak buntu Dan aku harus menyadari kebodohan diri Mungkin seharusnya kuletakkan pikiranku Menyandarkan hati pada yang sejati Tak banyak yang bisa kukatakan selain itu Sebab "kosong" terasa lebih baik saat ini Ingin kupeluk erat waktu dan tenaga Menunggu takdir mendamaikan harapan Menjaga hati agar tak keliru melangkah Berusaha sabar pada apa yang terlewatkan Kepadamu aku memohon ampunan Atas banyak sujud yang kulupakan

Lebih Baik (1juni 2022)

Ada banyak yang melintas dipikiranku sore ini. Tentang kesendirian, kerinduan, dan keadaan. Tiga hal itu menjelma awan di atas kepalaku. Mengantar bayangan pada banyak hal yang sudah kulewati, juga hal-hal yang kuinginkan. Yang kuinginkan adalah hidup damai penuh arti, andai hal itu ada. Sedang bayangan masa laluku terus menghantui. Keputusan yang salah, keadaan yang rumit, dan juga jiwa yang lemah, menjeratku dalam kesendirian. Melamunkan banyak hal tanpa kepastian. Serasa menunggu waktu untuk menyerah, meski itu belum waktunya. Aku membuat kopi sebagai teman beberapa batang rokok. Menyiapkan diri untuk terjaga, sebab sehabis magrib adalah giliranku jaga-teman di rumah sakit. Aku memikirkan alasan "kenapa aku harus melakukannya?". Apakah aku memang peduli, atau ini hanya semacam kepantasan? Dan jawabnya bukan keduanya. Jawaban yang paling tepat menurutku ialah, ini merupakan tanggungjawab yang tak bisa kita hindari. Sebagaimana cerita mengenai bayi di depan pintu rumah. Tak

Fajar Pagi

Hampir pukul enam pagi, dan sejak semalam aku belum juga tidur. Biasanya aku memilih untuk mendengarkan musik, atau pengajian, atau obrolan-obrolan yang ada di YouTube. Yang paling sering mungkin Ngaji Filsafat dari Pak Faiz. Tapi kali ini aku tidak melakukan semua itu, hanya diam memejamkan mata, dan kemudian tenggelam dalam lamunan. Namun -setidaknya untuk saat ini- aku sendiri menolak lamunanku. Sebuah dunia awang-awang yang tak dapat kumiliki, hanya sesaat mengalihkan diriku pada masalah, dan kemudian aku kembali tidak baik-baik saja. Sesaat kubuka mataku, dan langsung kupejamkan kembali. Kudengar suara ayam saling bersahutan sejak tadi. Seperti melakukan ritual untuk menyambut pagi. Burung-burung juga tak mau kalah untuk berbunyi. Tapi kupikir tidak hanya soal menyambut pagi, burung-burung itu menyambut kehidupan. Kembali aku membuka mata. Tampak dari jendela, gelapnya malam sudah berganti dengan nuansa cahaya remang-remang. Kabut embun dimana-mana. Titik-titiknya mengambang