30-11-14
Di ujung malam menjelang pagi Hari, di sisi pojok pling kiri
dalam sebuah kedai kopi. Kenikmatan itu ada, kenikmatan akan aroma-aroma
robusta dan arabika. Kenikmatan itu mengembang dalam suasana remang-remang,
bersamaan dengan gemercik hujan yang menghiasi nada-nada sepi. Disudut itu
terenungkap sebuah keadaan, terhayalkan masadepan, tercipta anekan motivasi,
tergambar mimpi-mimpi mulia. Disana aku merasa sendiri, sendiri dalam duniaku
yang orang lain tak dapat menjangkaunya, mereka hanya melihat rupa, sebuah
ekpresi yang mingkin dapat mereka tafsirkan namun takan pernah bisa mereka
telusuri seberapa luas dan dalamnya. Aku merasa hidup dalam duniaku yang aku
sendiri tak dapat mengendalikannya. Dunia yang disana masih akan tetap ada tawa
dan air mata, dunia yang masih tetap menjalankan roda-roda kehidupan, dunia
penuh damai yang mugnkin harus diawali dengan jutaan peperangan, dunia tanpa
tokoh utama. Duniaku yang hanya ada dalam fikiranku pada waktu itu dan mungkin
takan pernah kufikirkan lagi pada suasana yang akan datang.
Aku masih setia di sudut warung itu dan masih tetap bertahan
pada apa yang kurenungkan. Suara tawa yang begitu keras terdengar di seberang
meja, entah siapa dan karna apa mereka begitu bahagia?, yang pasti mereka telah
mengembalikanku kedalam kesadaran jiwa yang sedari tadi telah kutinggalkan
menuju dunia lain.
Kuminum kembali kopi yang sedari tadi telah tersaji, rasanya
menjadi kecut, ya , mungkin karna sudah
dingin. Akhirnya aku mulai memperhatikan keadaan sekitar, aku melihat mereka
yang sedang asyik berkumpul,
berbincang-bincang sambil menikmati kopi. Mereka yang sampai saat ini masih
terjaga dan terlihat gembira, sama sepertiku yang sampai saat ini tak dapat
memejamkan mata, yang hanya masih terpesonakan oleh ide-ide tentang dunia.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih atas perhatiannya