Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

12 desember pengharapan

Hari ini bukan hari bersejarah bagiku, karna toh aku merasa tak banyak berbuat apa-apa pada dunia. Aku tak tau kenapa 22 tahun yang lalu dunia merestuiku untuk ada dan kenapa sampai saat ini aku masih di takdirkan untuk ada. 22 tahun bukanlah waktu yang singkat, karna yang kutahu ada sebagian orang yang sudah dapat dikenang oleh banyak orang saaat dia merumur 22 tahun, sedangkan aku, tak banyak yang telah kulakukan untuk dapat dikenang atau mungkin setidaknya aku dapat merasa berarti. Aku tak sanggup berkata   apa-apa pada kedua orang tuaku, aku merasa tak dapat menghiburnya dengan membuatnya bangga. Aku belum dapat mempersembahkan kemampuan maksimalku untuk mereka. Sesungguhnya terlalu banyak kekurangan yang aku sadari sampai saat ini aku belum nuja bisa mengatasinya, hanya modal keyakinan yang aku miliki untuk menuju cita-cita hidup yang sejati yang saat ini masih kupelajari. Aku butuh tuhan, untuk memaafkanku atas apa yang sampai saat ini belum dapat aku lakuakan. Aku butuh

Kopi di pojokan perempatan balaikota

Gambar
Ada dua hal yang aku benci waktu kecil, yang pertama adalah Es lilin, entah kenapa aku tidak menyukainya, yang pasti waktu itu rasanya tidak enak sekali. Aku sering menangis karena dijejali es lilin oleh kakakku, yang memang waktu itu satu-satunya tempat peraduanku adalah tangisan. Menangis hampir merupakan jajan harianku waktu itu, waktu aku ber-umur sekitar tuju tahun, dan waktu itulah aku memiliki sebuah dunia imajiner dengan persahabatan imejiner pula. Dan yang kedua adalah kopi, di desaku kopi merupakan minuman orang-orang tua. Anak-anak dianggap tabu jika meminumnya, waktu umur 10 tahun aku menjadi orang yang tidak suka minum kopi disaat teman-temanku mulai terbiasa meminumnya, karna ketika ada rumah yang punya hajatan. Maka diasana anak-anak berkumpul untuk bermain bersama, dan minuman utamanya adalah kopi. Aku masih belum berani minum kopi waktu itu, dan sama sekali tak punya imajinasi tentangnya. Hingga aku sekarang menjadi lupa, kapan saat pertama kali aku minum kopi.

01/12/’14

Sudah hampir sebulan ini aku mulai lalai menjalankan sholat, dan aku melakukannya dengan sangat-sangat sadar. Ada banyak alasan untuk mencari pembenaran atas apa yang telah kutinggalkan ini, walaupu terkadang aku merasa hampa dengannnya. Ah, tapi itu sebatas perasaan tidak enak saja, karna dari dulu aku selalu terdogma untuk melakukannya. alasan utama aku belum bisa tertib untuk sholat adalah sebuah pertanyaan, apa itu sholat?, menurutku itu pertanyaan paling mendasar dan aku juga tidak pernah merasa perduli untuk menjawabnya karena sepertinya hal itu terlalu sensitif dalam hati dan juga fikiran. Di tahun ini aku mulai menuliskan diary dengan mengetik, barbeda dengan tahun sebelumnya yang yang masih menggunakan buku harian, tujuanku adalah supaya bisa lebih trampil dalam mengetik dan juga biar gak terlalu menghabiskan banyak kertas dan juga tinta, kalo capeknya di tangan sih masih sama, malah lebih capek dengan mengetik, soalnya yang dipakai dua tangan. Ini juga sekaligus aku

30-11-14

Di ujung malam menjelang pagi Hari, di sisi pojok pling kiri dalam sebuah kedai kopi. Kenikmatan itu ada, kenikmatan akan aroma-aroma robusta dan arabika. Kenikmatan itu mengembang dalam suasana remang-remang, bersamaan dengan gemercik hujan yang menghiasi nada-nada sepi. Disudut itu terenungkap sebuah keadaan, terhayalkan masadepan, tercipta anekan motivasi, tergambar mimpi-mimpi mulia. Disana aku merasa sendiri, sendiri dalam duniaku yang orang lain tak dapat menjangkaunya, mereka hanya melihat rupa, sebuah ekpresi yang mingkin dapat mereka tafsirkan namun takan pernah bisa mereka telusuri seberapa luas dan dalamnya. Aku merasa hidup dalam duniaku yang aku sendiri tak dapat mengendalikannya. Dunia yang disana masih akan tetap ada tawa dan air mata, dunia yang masih tetap menjalankan roda-roda kehidupan, dunia penuh damai yang mugnkin harus diawali dengan jutaan peperangan, dunia tanpa tokoh utama. Duniaku yang hanya ada dalam fikiranku pada waktu itu dan mungkin takan pe