01/12/’14



Sudah hampir sebulan ini aku mulai lalai menjalankan sholat, dan aku melakukannya dengan sangat-sangat sadar. Ada banyak alasan untuk mencari pembenaran atas apa yang telah kutinggalkan ini, walaupu terkadang aku merasa hampa dengannnya. Ah, tapi itu sebatas perasaan tidak enak saja, karna dari dulu aku selalu terdogma untuk melakukannya. alasan utama aku belum bisa tertib untuk sholat adalah sebuah pertanyaan, apa itu sholat?, menurutku itu pertanyaan paling mendasar dan aku juga tidak pernah merasa perduli untuk menjawabnya karena sepertinya hal itu terlalu sensitif dalam hati dan juga fikiran.
Di tahun ini aku mulai menuliskan diary dengan mengetik, barbeda dengan tahun sebelumnya yang yang masih menggunakan buku harian, tujuanku adalah supaya bisa lebih trampil dalam mengetik dan juga biar gak terlalu menghabiskan banyak kertas dan juga tinta, kalo capeknya di tangan sih masih sama, malah lebih capek dengan mengetik, soalnya yang dipakai dua tangan. Ini juga sekaligus aku ingin mencoba kembali untuk lebih mengenal diri sendiri, karna yang kutahu sejak aku menulis diary aku merasa menjadi orang yang bisa lebih mengenal diri sendiri. Yang menjadi alasan aku menulis kembali ialah saat aku di kostnya temanku yang namanya Azhar, saat dia mandi secara sengaja aku membuka buku tulisnya yang ternyata itu adalah buku hariannya. aku baru menyadari ternyata setiap manusia pasti punya berbagai sisi yang unik dalam hidupnya, dia yang terlihat selalu ramai dan banyak tawa, ternyata telah menuliskan jiwa merdunya di sebuah buku. Aku kagum padanya, aku kagum pada orang yang bisa bersikap bahagia dan dapat menutupi isi hatinya dengan gayanya yang tetap ceria, yang itu samasekali bukan aku.
Hari-hari ini aku bingung untuk mengisi waktu, rasanya semua yang ada terbuang percuma karena aku tak bisa memanfaatkanya denga baik, dan terlalu malas untuk melakuakan. Dalam diriku, melawan kemalasan tidak ada bedanya dengan melawan keraguan yang ada. Sejak dulu kurasa dua hal itu selalu saja menjadi momok bagi diriku. Ada yang bilang kalau aku butuh stimulan, namun hal itu tak kuhiraukan mengingat itu terlalu naif untuk kulakukan. Ah, rasanya ingin kusudahi saja tulisan ini, dan kuharap aku menemukan inspirasi baru unutk kedepan. Sekarang pukul 04:42. Adabaiknya mungkin aku sholat ashar dulu, mumpung masih ada waktu.

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"