22/03/2015



Saat aku mulai ingin menulis, aku bingung sekali mengenai apa yang akan aku buat. Ada banyak tuntutan dan juga jenis tulisan yang ingin aku tulis, namun tak satupun dari jenis tulisan itu aku hasilkan. Entah karena aku kurang begitu punya inspurasi, atau mungkin aku memang tak punya bakat untuk hal ini. Bahkan semakin lama aku merasa isi kepalaku ini kosong. Walaupun sejak tadi aku tengah memikirkan banyak hal.
Sesungguhnya aku awam sekali dalam hal menulis, jangankan merancang tulisan, mengenai sistematika dalam menulis saja aku masih berantakan. Aku jadi bertanya, apakah aku memang orang yang terlalu memperhitungkan teori?, atau memang aku terlalu malas untuk memulai sesuatu yang kadang dengan optimis telah aku rencanakan?. Dan semua itu bukan karna masalah keadaan atau karna adanya gangguan, tapi memang karna diriku tak pernah mau untuk melakukan perubahan secara mendasar. Aku masih saja seperti yang dulu, yang selalu berjalan mengalir mengikuti keadaan dan tidak pernah mau untuk mengontrol diri supaya berimbang. Yang pertanyaan mendasar akhirnya bukan masalah kapan aku haus berubah?, tapi kapan aku benar-benar siap untuk melakukan perubahan?.
Semakin kurenungi, maka aku semakin merasa kalau diriku ini menyedihkan. Keadaan rumah yang berantakan, kulyah yang terlihat asal-asalan dan juga kegiatan yang tidak terlalu diperhitungkan. Semuanya ada pada diriku, tidak peduli sudah berapa akli aku merasa di kritik ataupun aku mengkritisi diriku sendiri. Namun semuanya sama saja, aku tetap tak merasa lebih baik dari sebelumnya. Dan dari ini aku mulai merasakalau hidup begini memang sia-sia. Seperti sia-sia sianya mencintai orang yang tak mencintai diriku, menyakitkan memang, tapi hidup perlu dijalani bukan diratapi seperti pecundang. Begitulah ketika aku belajar dari tulisan tereliya. Kadang  aku merasa terlalu banyak membaca tak ada gunanya, dan aku merasa lebih banyak memanfaatkan laptop pada hal yang sia-sia. Aku ingin selalu memuji mereka yang diberi kesungguhan dalam memanfaatkan apa yang dia punya, sedang aku masih terus dia disini dan hanya menjadi pemuji. Memuji setiap keberhasilan yang mereka dapatkan, tanpa pernah aku berusaha untuk meraih apa yang menjadi tugasku juga.
Sebenanya ada banyak penyesalan, ada banyak harapan dan juga ada banyak jalan yang telah aku lalui. Aku akan selalu berusaha untuk tidak pernah ada yang sia-sia, kesendirian membawaku pada banyak ilusi, dan kebersamaan juga menghasilkan banyak tragedi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"