Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Belajar menulis

            Pelatihan menulis yang saya ikuti sampai hari ini hanya dua kali. Yang pertama adalah ketika saya berada di MAMNU(Madrasah Aliyah Nurul Ulum) pada tahun 2010. Disana saya diajak rozi untuk ikut pelatihan menulis cerita. Caranya sangat sederhana, bahwa menulis itu hanya butuh melepaskan diri. Menulis cerita adalah tugas otak kanan. Otak kanan berisi sesuatu yang itu diluar logika. Membiarkan sang tokoh melakukan perjalanannya lewat ide dan imajinasi kita. Jangan biarkan otak kiri kita mengatul cerita itu. Yang butuh kita lakukan adalah menuliskan apa yang sudah ada dalam ide kita dan biarkan dia mengalir apa adanya. Cukup sederhana bukan?. Saya mengakuinya kalau intinya menulis itu cukup sederhana, namun sampai saat ini ternyata saya kesulitan melakukannya. Lebih sering cerita yang saya buat macet di tengah jalan dan akhirnya berhenti sia-sia. Sesuatu yang mudah untuk dibayangkan ternyata masih sulit dilakukan. Yang kedua adalah yang saya ikuti kemarin bersama kawa

emboh

Aku tidak bisa tidur. Jika kupaksakan untuk tidu, itu sama saja aku memanjakan diriku untuk tidak melakukan apa-apa. Fikiranku terbawa pada emak-ku. Dari tadi malam dia menekanku untuk menceritakan masalahku dan aku tetap saja tidak mengatakan kalau ada masalah. Entah mengapa aku merasa begitu jauh dengan keluarga. Semua mungkin karena sikapku yang dulu selalu terlena oleh keadaan. Aku lebih banyak memanjakan diri ketimbang melakukan hal yang itu penting. Aku memang bodoh dan malas. Aku sangat menyayangi keluargaku dan itu seperti layaknya manusia pada umumnya, yang menjadi masalah untukku hari ini adalah aku masih belum bisa membantu dan membuat mereka bangga. Saat ini malah aku terbawa oleh masalah hidupku sendiri yang aku tak memiliki kekuatan untuk menceritakannya pada mereka, termasuk pada ibuku sendiri. Aku sudah berusaha menyusuri langkah yang dapat kuperbuat untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi dalam hidupku saat ini. Rasanya cukup sulit untuk bertahan. Aku memang o

menelanjangi diri

Sehabis berkumpul dengan kawan-kawan untuk membicarakan persoalan menjelang mayday diriku terbawa untuk melakukan hal-hal yang sama sekali gal penting, pada akhirnya menjelang padi aku baru berfikir bahwa seharusnya aku habiskan waktku untuk menulis. Entah menulis mengenai apa dan untuk apa?. Tapi harapanku setelah menulis adalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Agak lama aku merenung sebelum menulis, jiwaku terbawa untuk menelanjangi diri. Aku harus sadar bahwa sebagaimanapun aku merasa diriku benar orang lain belum tentu salah dan sehina-hinanya diriku aku masih punya kesempatan untuk lebih baik. Kini aku harus mau menyadari dan merubah bahwa aku adalah orang yang lebih suka menggantungkan sesuatu dan menunggu. Padahal menunggu adalah hal yang paling membosankan bagi banyak orang. Pada akhirnya aku harus menyadari kalau waktu sebenarnya tak pernah menungguku, waktu terus berjalan dan tidak peduli dengan kesiapanku untuk berubah. Akulah yan harus memutuskan

17/04/2017

Malam ini emosiku tergerak untuk menulis. Entah apa yang bisa kutuliskan, namun daripada menghabiskan waktu untuk hanya merokok dan menonton hal yang gak penting aku paksakan diriku untuk membuat sebuah tulisan. Ingatanku terbawa pada masa dimana aku menjalani sekolah menengah pertama. Aku seklah di MTs. Salafiah, tempatnya kurang lebih hanya sepuluh menit dari rumahku jika di tuju dengan menggunakan sepeda. Sekolahku masuk siang, jam masuknya mulai dari jam 13:00 sampai jam 17:00. Terus terang aku tidak begitu tertarik untuk mengikuti pelajaran sekolah dulu, karna rasanya begitu membosankan. Entah kenapa?, barang kali memang suasananya sangat tidak ideal untukku. Sebenarnya tidak hanya sekolah, Pondokku pun juga begitu membosankan. Ada wacana yang berbenturan antara aku bersekolah dan juga saat aku berada di pondok salaf waktu itu. Satu sisi waktu itu pondok salaf terlalu mengkritisi sekolah umum dan disisi lain juga sekolahku waktu itu juga bersifat Ill Feel dengan pondok sal