Main HP Saat Nongkrong

Perasaan saya sering geli jika melihat empat orang dalam satu bangku, duduk bersama dan saling menjalankan aktivitas HP masing-masing. Sebenarnya saya cukup mengerti bahwa HP adalah media untuk membunuh waktu yang "jenuh". Tapi apakah memang main HP itu yang dianggap lebih penting ketimbang ngobrol? Terkadang saya berusaha untuk khusnudzon, bahwa mungkin sudah terlalu banyak percakapan diantara mereka. Ketimbang membawa diri untuk ngobrol lagi yang ujung-ujungnya ngrumpi, mendingan kan mainim HP.

Wah, kalau begitu kasihan sekali orang yang hidupnya belum ada android. Kalo pas ngumpul bareng harus punya banyak inisiatif buat ngobrol kesana-kemari. Atau kalau pas sendiri dan gak ada HP mereka dia bakal melamun, atau baca buku -kalau ada dan mau-, dan mungkin juga berdzikir. Kog, sepertinya gak asyik kayak sekarang yaa.

Tapi untungnya istilah GABUT atau MAGER tidak trend di zaman itu, jadi tidak membebani perasaan orang. Padahal sebenarnya kita sama-sama tahu kalau kondisi lingkungan berpengaruh besar membentuk karakter seseorang. Trend hari ini adalah hasil dari keadaan ekonomi, hadirnya teknologi dan masifnya dunia komunikasi. Jadi ketika kesadaran kita tidak banyak berperan disana, maka keadaanlah yang akan menentukan kesadaran kita. Bukan sebaliknya.

Bukan maksud saya il feel sama orang yang suka maen HP saat nongkrong, tapi ya merasa geli saja. Dalam hari saya sempat berpikir, mungkin ini memang sudah zamannya dan bisa jadi ini karena saya ketinggalan zaman. Hahaa

Komentar