Catatan Resah


Manusia selalu ingin mencapai lebih dari dirinya yang sekarang. Pencapaiaan hari bukan berarti selesai, melainkan tahap dari pencapaian selanjutnya. Di zaman arus global ini, menutup diri dari perubahan dan kemungkinan kemajuan sama halnya denan bunuh diri. Hari ini orang butuh meyakinkan dirinya untuk dapat menentukan pencapaiannya dalam hidup. Karena jika tidak, dia hanya akan menjadi daun yang terombang-ambing oleh angin. Dari pemikiran itulah aku bertanya pada diriku sendiri, tentang apa yang telah kucapai hari ini?

Kenapa sampai hari ini aku merasa hidupku tak ada kemajuan?

karena aku juga belum menentukan pencapaianku. Aku masih diam saja di tempat, menyambut angin yang lewat, mengikuti musim yang berganti. Disana aku kadang merasa beruntung, kadang juga merasa gagal. Kadang kadang aku fikir aku sudah terlambat, kadang juga hampa. Semua perasaan itu sering terebersit dalam benakku dan menjadi persoalan yang tak terpecahkan. Dengan begitu aku merasa hidupku cukup suram. Seperti kata pepatah, hidup segan mati tak mau. Kenapa begitu? Karena di zaman yang serba menuntut kecepatan ini, kelambanan dianggap lemah, sedangkan diam berarti mati. Dan aku sudah merasa mati dari dulu, karena tak dianggap maju dan tak ada pencapaian yang dapat diperhitungkan.

Kini aku terjebak dalam atmosfir kegagalan itu. Setiap bayangan dan firasat yang terlintas dari keadaan yang kujalani, seperti memberitakan bahwa aku(hidupku) tidak lebih maju dari mereka. Ini menjadikan fikiranku kain pesimis dalam melangkah, ragu dalam bertindak hingga akhirnya menjadikan diriku mudah menyerah.

Sampai hari ini, memulai diri untuk menjalani kesadaran baru bukan hal yang mudah untuk di lakukan. Semuanya menjadi keputusan yang tidak konsisten dan akhirnya menjadi langkah sia-sia belaka. Entah sampai kapan keadaannya hidupku akan seperti ini?

Semoga ada lilin yang dapat aku jaga suatu hari nanti, hingga aku menemukan tujuanku disana.

amiin

Komentar