Mitos Kemajuan dan Kesejatian Timur Barat

Orang barat yakni Amerika cenderung liberal dan progresif. liberal dalam arti terbuka dengan berbagai hal-hal yang datang serta progresif dalam arti terobsesi pada kemajuan. Sedangkan orang Asia cenderung tertutup dan terobsesi pada keabadian atau kesejatian. 

Orang barat bersedia menerima apa saja yang cocok bagi mereka dan juga meninggalkan apa yang tidak mereka perlukan lagi. Hal itu mereka lakukan dalam rangka menuju pada obsesinya berupa kemajuan. Sebagaimana Plato berkata bahwa yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Perubahan pada bidang politik, teknologi dan juga budaya dalam menuju sebuah era yang mereka anggap sebagai kemajuan dan mungkin tanpa ujung. Bagi mereka identitas mengenai siapa mereka adalah apa yang telah mereka capai.

Sedangkan bagi orang Asia hidup adalah bagian dari kesejatian. Orang Asia juga mampu menciptakan teknologi membangun sistem politik dan juga menerima budaya baru, namun mereka akan tetap memegang teguh tradisi dan adat mereka karena itu adalah identitas bagi mereka. Mereka tertutup bukan berarti menolak hal-hal baru. Zaman boleh berubah era bisa berganti tetapi orang Asia tidak boleh kehilangan jati dirinya, Dan butuh pengorbanan agar tradisi identitas dan jati diri tetap terjaga. Bagi mereka kehilangan jati diri adalah sebuah kemalangan hidup.

Sebagaimana hari ini kita sering mendengar istilah generasi yang tercabut dari akarnya. Karena melangkah maju bukan berarti meninggalkan jati diri dan mengikuti arus perubahan. Namun harus dengan tetap berpijak pada jati diri sembari mengarungi arus perubahan. Prinsip itu juga tertulis di depan masjid UIN Sunannan Kalijaga, anglaras ilining banyu angeli ananging ora keli yang berarti mengarungi aliran air mengalir namun tidak hanyut.

Itu adalah sedikit pelajaran yang saya tangkap dari film crazy rich Asian dan semoga saya tidak mereduksi terlalu dangkal. Kedua memiliki celah untuk dikritik namun tetap ideal sebagai sebuah prinsip peradaban, setidaknya menurut saya. Mengenai detail-detail lain dalam film itu, kamu bisa menontonnya sendiri dan mengambil pelajaran darinya, termasuk mengenai sisi negatif dari orang kaya di Asia.

Nb : Sejujurnya saya baru melihat hal tersebut setelah menonton untuk yang kedua kalinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"