Republik Jalan Soesilo Toer
Pramodya Ananta Toer adalah legenda bagi dunia kepenulisan
indonesia. Saya pikir banyak orang mengakui itu. Tapi tidak semua orang
mengenal adiknya yakni Soesilo Toer. Karena memang perjalanannya hidup dan juga
kariernya pun berbeda. Saya pun pada awalnya tidak begitu tertarik dengan
beliau sebagai seorang intelektual atau penulis. Pada saat bukunya banyak
berada di kamar kost, tak ada ketertarikan sedikitpun untuk membacanya. Saya
pikir dia hanya bagian dari sinar yang ada pada kakaknya, Pramodya Ananta Toer.
Belakangan saya tahu kalau dia adalah Doctor lulusan dari Universitas yang ada
di Rusia(dahulu Uni Soviet). Dengan pengetahuan itu kemudian saya merasa bahwa
ada sebuah pemikiran kongkrit yang dihasilkan olehnya, sebuah teori baru mengenai
dunia pemikiran pastinya. Dia juga cukup banyak menerjemahkan karya-karya
penulis Rusia yang kemudian di terbutkan oleh Penerbit PATABA. Dari pengetahuan
itulah saya ingin perlu berkenalan dengan beliau dengan cara membaca karyanya.
Karyanya yang pertama kali saya perminat untuk membacanya adalah Republik Jalan
Ketiga, karna bukunya tipis dan gaya bahasanya juga ringan ketika saya baca
diawal.
Buku ini merupakan ingatan dari Desertasinya. Dia berusaha
menawarkan cara pandang baru mengenai dua pandangan dunia yang saling
berhadapan, yang keduanya memiliki banyak kritik baik dalam teori maupun dalam
praktek sosial politiknya. Pada awalnya dia berusaha untuk menjelaskan mengenai
situasi dunia yang melahirkan sistem ekonomi bernama kapitalisme. Kemudian
sistem kapitalisme itu dikritik habis-habisan oleh seorang intelektual bernama
Karl Marx. Kritik Marx terhadap kapitalisme tersebut kemudian mengilhami banyak
gerakan untuk terus berjuang melawan sistem kapitalisme yang ada di Eropa.
Karya Karl Marx yang berupa jalan perjalanan sejarah menuju sistem dunia baru yang
bernama Sosialisme banyak dipercaya orang karna dianggap sebagai sebuah studi
ilmiah. Namun pada akhinya Sistem dunia baru yang bernama sosialisme itu tak
kunjung muncul. Hingga kemudian seorang tokoh intelektual dari rusia bernama
Lenin mempelajarinya dan mengkritisi banyak yang kemudian dicocokkan dengan pandangannya. Pemikiran dari Lenin lah
yang kemudian menjadi sebuah teori revolusi baru di Rusia. Dari teori itulah
timbul blok Historis baru di wilayah timur Eropa yany berhalauan
Sosialisme-Komunisme.
Pada akhirnya sosialisme-komunisme tidak mampu bertahan pada
generasi setelah Lenin. Pola pemerintaha yang terpusat dan otoriter membuat
blok ini terpecah oleh konflik yang ada dalam jaringannya sendiri. Dari situlah
kedua cara pandang atas dunia ini sama-sama dianggap tidak mampu mewadahi pola
kehidupan yang ada di bumi manusia. Maka menurut Soesilo Toer, jalan ketiga
adalah kembali pada kearifan yang ada pada lokus kita masing masing. Sebagai
sebuah suku dan sebagai sebuah lokus kesatuan dalam bingkai Indonesia.
Buku ini saya rasa tidak begitu gamlang dalam menjelaskan
apa itu jalan ketiga dalam pandangan dunia. Buku ini lebih banyak menulis
mengenai analisanya pada Marxime dan juga Komunisme yang di dunia timur. Kesan
saya sebelum membaca buku ini adalah akan adanya teori atapun paradigma baru.
Namun hal baru yang saya dapat dari buku ini adalah sebuah pesan, bahwa setiap
kepemimpinan atau sebuah pemerintahan sangat bergantung bagaimana sifat dan
karakter dari individu pemimpin tesebut. Ketika kapasitas individu itu tidak
memiliki kecerdasan dan juga kekuatan untuk mewujudkan kebaikan, maka dia akan
sama-sama membuat kerusakan dan menjadikan kegagalan sebuah pemerintahan.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih atas perhatiannya