Sufi Yang Humoris

Humor Sufi

Sering saya mengunjungi pengajian waktu kecil, bahkan sampai ke desa tetangga. Saat kuliah juga sering datang ke acara seminar di kampus, bahkan juga sampai di kampus tetangga. Terkadang bukan soal isi secara, tapi lebih pada pencarian konsumsi yang ada di dalamnya. Hari ini tak perlu repot kemana-mana untuk menemukan sebuah forum pengajian. Cukup membuka smartphone dan membuka aplikasi YouTube, kita bisa menemukan pengajian model apapun di sana, dari yang paling serius dan arogan sampai yang receh dan lucu. Bagi saya acara ini termasuk sebuah pengajian serius yang juga ada lucunya. Serius dalam arti membahas elemen-elemen yang penting dalam kehidupan, seperti soal merawat persaudaraan, menyadari keterbatasan, membukakan lembar-lembar pilihan dalam hidup serta soal mengisi peran dalam hidup. Namun yang lebih menarik bagi saya adalah humor-humor jujur, guyonan akrab sehari-hari yang terkesan jauh dari model pencitraan media pada umumnya.


Sebuah ungkapan bijak dari seorang motivator ataupun guru pastinya sering kita dapatkan. Ungkapan bijak yang menarik pastinya akan lebih kita ingat, dan dari ungkapan bijak yang kita ingat itu barangkali hanya sedikit yang kita jalankan. Atau mungkin hanya saya yang seperti itu. Namun penampilan seorang tokoh yang apa adanya, -goyonan yang seakan menyingkap kenaifan diri- Seperti bicara persoalan honor acara, sarkasme kesombongan, banyolan fisik dan sebagainya. Justru hal itu menjadi sisi yang paling menarik dari kedua tokoh tersebut yakni Pak Prie GS dan Kang Candra Malik. Hal itu menjadi menarik bagi saya karena selama ini sudah terlalu banyak acara yang seakan-akan idealis. Padahal kita sama-sama tahu kalau itu kegiatan komersial, yang dibingkai dengan penuh Citra agar tampak menarik. Hingga dari situ media membentuk persepsi kita mengenai ketokohan seseorang.


Saya kira hal itu tak terjadi pada program ini. Acara ini terlihat lebih mengedepankan komunikasi, penaman nilai dan menempatkan diri dengan jujur. Hal utama yang saya wadahi benar dari menonton acara ini adalah,

cukup banyak pilihan dalam hidup ini selain dari pilihan konvensional yang kita temui bersama. 


Program seperti ini saya pikir tidak begitu populer, meski materi yang disampaikan Lebih subtansial. Entah mengapa? Trending media justru lebih banyak hal-hal yang tidak begitu subtansial. Maka cukup beruntung mereka yang bersedia merawat hal-hal yang sebenarnya "utama" namun sedikit berjarak dengan popularitas. Bisa jadi karena memang media sebagai sebuah industri memiliki logikanya sendiri. Pak Prie GS dan Kang Candra Malik seakan memberi rangsangan untuk  menemukan hal-hal yang tidak populer namun sebenarnya lebih subtansial. Karena bagi saya, disitulah letak kesufian beliau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"