Note 3

Malam ini aku tak ingin keluar. Namun bukan berarti aku memilih untuk sendiri. Tapi ini sekedar usaha untuk menghadapi rasa kesendirian dan kesepian yang kualami. Hal ini tentu terbantu karena aku memiliki uang untuk mengisi perutku dan memenuhi kebutuhan merokok. Jika tidak pilihannya akan pasti akan berbeda. Setelah keluar untuk mencari makan, aku membuat kopi dan menyalakan sebatang rokok. Kemudian kulanjutkan membaca novel yang belum kuselesaikan. Entah mana yang utama dari kegiatan itu? Merokok atau membaca, yang pasti salah satunya adalah sekunder atau bahkan tersier.

Larut dalam sebuah bacaan sudah menjadi kebiasaan. Hal itu lebih banyak membantuku untuk melupakan atau bahkan meninggalkan kenyataan. Lembar demi lembar yang terbaca menimbulkan anestesi, seperti lagi Efek Rumah Kaca yang berjudul Jangan Bakar Buku. Bagiku buku telah banyak membantu hidupku. Memang tidak hanya dari sudut keterasingan itu. Namun kurasa perannya lebih banyak di sana.

Setiap orang pasti memiliki “keterasingan dan kesendiriannya” masing-masing. Begitu pun dengan diriku. Ada dunia dalam kesendirian itu. Aku tak tahu apakah itu bermakna atau hanya remah-remah belaka. Namun di umur yang semakin dewasa ini hal itu semakin nyata dan terasa menghantui. Di sana semua hal menjadi nyata dan terbuka dengan banyak kejujuran pada diri sendiri. Semakin jujur pada diri sendiri akan membuat jiwa semakin terang, semakin memberi makna. Tapi bisa juga berlaku untuk kebalikannya, semakin gelap, semakin bingung dan akhirnya hampa.

Komentar