Kenapa Sih Intelektual Perlu Dipamerin!!?

Di media sosial, orang tidak hanya pamer sedang liburan di mana, makan apa dan sama sia. Memperlihatkan diri pada yang lain kalau hidupnya bahagia, dan secara tidak langsung meminta tangan untuk memberikan tombol Like. Gak salah sih, tapi mengganggu di fikiran rasanya.

Tapi ternyata ada yang lebih bikin ill feel dari itu, yakni orang-orang yang pamer sedang baca buku apa, atau berkomentar sama hal-hal yang dia temui di media sosial, yang sebenarnya dia tidak begitu tahu kompleksitas masalahnya. Dia pikir dirinya keren dengan begitu. Tiba-tiba shere link website di medsos. Dipikir orang lain gak pada tahu. 

Sepertinya keriuhan di media sosial banyak diisi orang kayak gitu, selain juga para buzzer yang udah dikontrak. Film "Republik Twitter" menyadarkan kita bahwa, kenyataan di media sosial itu fana. Dari yang paling pribadi sampai yang politik, dari yang porno sampai yang "berjuang". Semuanya sama seperti artis yang mengiklankan mie instan di TV, tapi sebenarnya artisnya gak doyan makan.

Media sosial memang tidak serta-merta mengungkapkan kenyataan. Dia cuma memberikan citra dan asosiasi. Orang me-retweet berita atau pendapat orang, seolah dia peduli, atau tampak bijak. Padahal itu gak penting sama sekali, bagi dirinya dan juga bagi yang dikomentari. Tapi orang yang bikin opini di medsos apalagi yang sambil nge-shere berita juga narsis. Ah, dua-duanya sama saja, termasuk saya.

Sebenarnya semua orang punya kecenderungan untuk pamer. Atau setidaknya pengen terlihat "bagaimana gitu" di depan orang lain. Entah siapapun dia, mau yang di kelas atas atau cuma kelas jalanan, yang jadi pengamen atau jadi presiden, yang jual koran atau Yang jual kehormatan (seperti dalam lagunya Bang Haji), tidak terkecuali juga saya sendiri. Tapi menurut saya (Hehe, ada tapinya. Biasa lah, orang jelek memang suka bikin alasan). Ada yang membedakan di antara keduanya. Yakni kesadaran bahwa dia sedang pamer. 

Kalo ditanya baik mana antara mereka yang pamer dengan kesadaran atau yang tidak? Tentu jawabannya lebih baik yang melakukannya dengan kesadaran. Karena sesuatu yang dilakukan dengan kesadaran lebih baik secara nilai ketimbang yang cuma ikut-ikutan. Maka saat mau upload sesuatu di medsos, mereka yang sadar pasti sedikit-banyak punya perhitungan. 

Untuk selanjutnya kamu pikir sendiri bagaimana? kalo anda bingung saya gak akan tanggungjawab. Berhubung ngantuk, saya mau tidur dulu.

Ditulis di Griya Kriya Krapyak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"