Distopiaku

Aku tak tahu sedang diamana

Tak kutemukan arah dan pencarian

Jiwaku bergrmuruh tanpa uangkapam

Tak kumengerti di mana aku seharusnya berposisi

 

Ketika semua tampak mudah namun malah memalikan

Namun sangat sulit aku tersengal-sengal untuk bertahan

Sedang disini aku terkapar

 

Kopi kini sulit kunikmati

Makan hanya satu kebutuhan untuk bertahan

Meski fikiran tak kuasa melepas harga diri

Entah bagaimana aku harus memilih dan menentukan

 

Kurasa ada yang membelenggu

Melekat kuat dalam jiwa dan naluriku

Di dalamnya terus ada benturan

Atau diam-diam aku memilih salah Satu

 

Aku sungguh tak mampu untuk percaya diri

Tak berani untuk membuat pilihan maju

Melihat diri sebagaimana pemuda pada umumnya

Dan melenyapkan segalanya untuk regenerasi berikutnya

Yang ada malah rasa puas diri yang sombong

Menggunakan mata untuk menelanjangi yang lainnya

Padahal diri juga berkata “pribadi sepertiku juga tak layak”

 

Aku harus berhenti memikirkan soal optimisme

Menganggap semua akan berjalan mudah di masa depan

Karena sudah lama aku begitu dan tanpa hasil yang nyata


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"