Pencarian

Apa sih sebenarnya jati diri itu? Definisinya mungkin beragam bagi setiap orang. Mungkin juga selaras, namun selalu diucapkan dengan kalimat yang berbeda oleh setiap orang. Sebagaimana kayu jati, jadi diri merupakan wujud dari identitas. Mungkin istilah yang lebih keren untuk saat ini, jati diri merupakan eksistensi. Tapi sebenarnya sangat sulit untuk menentukan definisi yang baku mengenai apa itu jati diri. Karena meskipin ada sebagian besar orang meyakini satu definis tertentu karena pengalaman mereka, ada saja orang yang mendefinisikan berbeda karena pengalaman hidupnya berbeda.

Definisi sederhananya mungkin “satu bentuk kemapanan diri”, meski ini juga bisa dibantah dengan berbagai alasan. Tapi aku belajar definisi itu saat aku berkunjung ke tempat temanku di Blitar. Saat aku sedang ngobrol di rumahnya ada sepupunya yang datang. Kemudian kami ngobrol bertiga dan kemudian juga di tambah dengan kedua orang tua temanku itu. Tapi sebenarnya intinya adalah pada saat sepupu temanku tadi pulang. Kemudian ibu temanku tadi bilang,

“Si anu itu kog rambutnya merah?”

Halah, bene to buk, iseh pencarian jati diri kog”, begitu jawab temanku.

Jawaban itu terasa menggelitik pikiranku. Ternyata sesedehana itu temanku menanggapi tingkah anak remaja yang berbeda dengan keluarganya. Tapi setelah itu aku juga bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku yang sudah tidak begitu neko-neko ini sudah menemukan jati diriku ya? Jawabannya ternyata belum. Karena bagaimana aku bisa menemukanya kalau aku tidak tahu apa yang aku cari? Bagaimana aku menjadi diriku sedang aku tidak tahu siapa diri aku ini. Rasanya itu seperti bungkar-pasang Lego yang tidak tahu akan dibuat apa, namun berharap menjadi sesuatu. Mungkin bisa, tapi tentu itu sebuah kejadian yang langka.

Dari sini aku nerusaha mencari tahu siapa diriku. Caranya tentu tidak grusa-grusu sebagaimana anjuran Presiden untuk jangan bertindak grusa-grusu. Aku mulai dengan mengingat pelan-pelan kapan dan di mana aku dilahirkan. Kemudian berlanjut pada berbagai peristiwa yang mampu aku ingat dalam hidup aku sejak kecil. Mungkin dengan memaknai itu aku dapat melihat diriku dengan baik, dan dengan begitu aku bisa melanjutkan langkah pencarian jati diri.

Tapi ini memang bukan langkah jangka pendek. Ini merupakan langkah jangka panjang yang aku juga tidak tahu dimana ujungnya. Maka mungkin aku perlu untuk pelan-pelan dan bersabar untuk mencarinya. Senndainya pun aku belum juga menemukan, aku masih meyakini bahwa diriku sedang mencari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"