Nyalakan Api

Beberapa hari ini aku merasa hampa. Padahal aku pernah berprinsip bahwa "hampa itu tidak merdeka, karena merdeka itu berarti tidak hampa". Entah kenapa aku merasa begitu? Mungkin karena aku kurang membuat kesibukan akhir-akhir ini. Aku masih suka santai-santai, rebahan, ngopi dan rokoan. Sebuah kegiatan yang tak berarti. Seperti sebuah tanpa visi. Arnold Schwarzenegger dalam pidato penghargaannya bilang, "tanpa visi, kamu tak lebih baik dari mesin".

Mungkin aku memang kurang fokus dalam mengerjakan sesuatu. Baik itu sesuatu yang ada di depan mataku, ataupun yang ada dipikiranku. Proyek di depan mataku hari ini masih banyak. Tidak bisa dibilang mangkrak, tapi amat lambat progressnya. Sedang proyek yang ada di pikiranku juga tidak kalah banyak dan sama sekali belum tersentuh. Entah apa yang akan ku dahulukan dari semua ini.

Kebingungan itu mengendap dalam gelombang yang tenang di jiwaku. Karena itu aku merasa tidak ada apa-apa meski sebenarnya banyak yang bisa dipermasalahkan. Bahkan dalam membuat ini pun aku tidak fokus. Aku masih saja berpikir yang aneh-aneh. Rasanya aku ingin langsung mengakhiri ini. Mengingat aku sudah mulai ngantuk dan bingung mau menulis apa.

Hal terakhir yang ingin aku ungkapkan adalah, jam sebelas tadi aku membuat api unggun di dekat kamar. Saat api sudah mulai menyala tinggi aku terinspirasi untuk menyalakan api dalam diriku. Entah apa itu? Mungkin ini akan menjadi pencarian yang panjang.


Komentar