Habib Husain Ja’far Ternyata

Awal mula saya melihat Habib Husain Ja’far adalah di YouTobe. Waktu itu saya menganggap beliau adalah sebagaimana ustad pada umunya, hanya mungkin kebetulan beliau seorang habib. Waktu itu beliau juga sering muncul di Timeline Twitter saya, dan dari situ saya tahu kalau beliau juga sebagai penjual buku lawas.


Melihat buku-buku yang dijual, saya berkesimpulan bahwa beliau cukup luas wawasannya. Sebab koleksi buku yang dia jual juga bagus-bagus. Beliau juga tampak di beberapa acara bersama Cak Nun. Hal itu menunjukan bahwa secara pribadi Habib Husain adalah orang yang memiliki kapasitas. Apa lagi saat melihat beliau merilis sebuah buku berjudul, Tuhan Ada di Hatimu.

Namun semakin kesini saya melihat beliau sering masuk dalam chanel popular. Mulai dari bareng Coki-Muslim, ngobrol dengan Cinta Laura, sampai masuk di Podcast Close The Dor. Juga masih banyak lagi chanel yang menurut saya tidak cocok juga melihat Habib masuk di situ, Dari situ mulai agak janggal. “kog habib ini ikut budaya populer ya?”.

Bukannya saya anti dengan budaya pop, tapi bagi saya budaya pop memiliki entitasnya sendiri. Dari mulai soal tranding, sampai pada soal gimik. Terus terang saya malah tidak pernah menonton obrolan habib dengan orang-orang yang menurut saya lebih cenderung pada urusan yang bersifat populer tersebut.

Dalam benak saya timbul sebuah kecurigaan bahwa, Habib Husain sama saja dengan sebagian orang yang masuk pada budaya populer, dan “memaksa” agama untuk tetap relevan dengan apa yang ada dalam budaya pop. Sebab agama tidak bisa dibawa terjun bebas pada budaya pop. Budaya pop butuh rating dan sharing, budaya pop butuh gimik-gimik, dan budaya pop butuh untuk mengikuti algoritma untuk menjadi tranding.

Kita bisa melihat contohnya di Tik Tok. Saat ada sebuah lagu yang tranding, maka semua orang berjoget di depan kamera dengan lagu itu. Mulai dari anak kampung sampai anak kuliah, dari kalangan abangan sampai kalangan santri. Begitulah dinamika yang terjadi dalam budaya populer.

Rasanya hanya dua jenis vidio Habib Husan yang bernar-benar saya tonton di YouTube. Yang pertama adalah obrolannya dengan Noe Letto, dan kemudian saat ngobrol dengan Gita Wiriawan dalam chanel And Game.

And Game adalah chanel YouTube yang menurut saya masih konsisten menghadirkan tamu-tamu yang bermutu. Saya dibuat terpukau dengan tamu-tamu yang dihadirkan oleh Pak Gita dalam chanel YouTube-nya ini. Saya tidak menyangka kalau salah satu dari pilihan tamu Pak Gita adalah Habib Husain. Bahkan Habib Husain adalah orang yang sudah dua kali masuk sebagai tamu di And Game.

Di And Game saya melihat Habib Husain dalam personifikasi yang menurut saya pas dalam diri beliau. Mulai dari cara bicara yang cukup ideal sebagai seorang akademis, juga wawasan yang luas tidak hanya soal agama, tapi juga mengenai filsafat dan ekonomi-politik. Habib Husain juga banyak memiliki wawasan mengenai Indonesia. Dalam vidio yang kedua di And Game saya akhirnya jadi tahu apa yang menjadi tujuan Habib Husain selama ini.

Beliau berupaya untuk mengajak orang-orang awam untuk bersama-sama menuju ke jalan Tuhan. Sebab dalam pembacaan beliau, hari ini kelompok menengah muslim itu sudah hampir tidak ada. Yang ada hanya elite dan awam. Yang elite dan yang awam ini berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling nyambung. Maka beliau berupaya untuk menghubungkan antara yang elite dan yang awam ini agar tidak semakin menjauh dan semakin meng-eksklusifkan diri masing-masing.

Saat beliau bilang soal hampir tidak adanya kelas menengah muslim ini saya menjadi bisa mengerti mengapa beliau begitu. Awalnya saya kira persoalan hilangnya kelas menengah itu hanya ada dalam hal ekonomi. Sebagaimana hari ini banyak anak muda cenderung membeli sebuah produk yang branded, atau membeli produk KW dari brand yang ada.

Ternyata hilangnya kelas menengah itu juga terjadi pada masyarakat muslim. Saat kelas menengah ini hilang, maka jarak antara yang awam dan yang elite akan semakin jauh untuk terhubung. Jika pada akhirnya tak bisa terhubung, maka para pihak tersebut akan menentukan arahnya masing-masing tanpa peduli dengan yang lain.

 Satu Habib idola saya adalah Ahmad Albar. Sosok vokalis Godbless yang gaya, suara dan lagunya luar biasa keren. Ahmad Albar adalah sosok yang membuat saya tidak begitu “tegang” dalam melihat ahlul bait. Saat ini habib yang keren itu bertambah jadi dua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"