Entah kenapa malam ini aku enggan untuk melanjutkan membaca buku. Hawa dingin dari sore tadi begitu menusuk sampai jantungku. Angin terasa begitu kencang. Menyambar gubuk rapuhku. Menyambar kesadaranku. Menjadikanku bingung pada diriku sendiri. Membuatku terjaga pada kenyataan yang belum bisa kuterima.

Mulai kubuka Handphone-ku. Mencari lagu yang tepat untuk didengarkan. Pilihannya jatuh pada lagu Hujan Jangan Marah milik Efek Rumah Kaca. Kudengarkan dengan tenang. Kuhayati setiap liriknya sambil memejamkan mata. Aku seperti tenggelam dalam dunia lain dan tak ingin kembali.

Lihatkah aku pucat pasi

Sembilu hisapi jemari

Setiap ku peluk dan menangisi

Hijau pucatnya cemara

Yang sedih aku letih

Dengarkah jantungku menyerah

Terbelah di tanah yang merah

Gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering

Melemah dan melemah

Hujan hujan jangan marah

Setelah mendengar lagu itu selama tiga kali. Aku menjadi jenuh. Dalam hatiku bicara, "ah, sudahlah. Mungkin selama ini aku yang kurang pintar menutupi gejolak perasaanku".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"