...

Membaca sebuah buku membuatku teringat pada kesalahan dimasa lalu. Apakah semua tindakan itu dapat termaafkan? Tampaknya tindakan itu menimbulkan akibat yang tak bisa dihindari. Manusia dewasa berbuat tanpa tekanan, dan ia bertanggung jawab pada setiap tindakannya. Suka atau tidak, mau atau tidak, begitulah hukumnya. Tindakan pribadi yang bebas juga menuntut tanggung jawab pribadi.

Sampai saat ini penyesalan itu ada. Hingga detik ini rasa bersalah itu belum terobati. Sebuah senyuman tidak menandakan ikhlas, sebuah ucapan tak mewakili hati.


Kita sama-sama punya pilihan untuk memaafkan dan mengobati. Kita juga punya pilihan untuk minta maaf dan memperbaiki. Namun semua itu memiliki tanggung jawab dan konsekuensi. Kuatkah kita menanggungnya?


Seharusnya aku berhenti dari dalu. Meminta keadilan orang lain dalam memandangku. Tidak juga pada teman. Orang lain terlalu sempit untuk diriku. Biar kujalani kehidupanku dalam keberanian untuk "maju". Kurasa yang disudutkan bukan pribadi, tapi peluang kepentingan mereka sendiri. Kesan itu malah membuat lupa salahku pada diri.


Dalam sunyi aku ingin berkata. "Maaf"

Komentar