AFORISME
Menjalani waktu adalah tugas dalam hidup, juga anugerah, atau bahkan ujian. Namun dalam semua itu akan ada banyak yang bertambah, menjadi kenangan, menjadi teman, pelajaran dan juga pencapaian.
Ah, menulis apa aku ini. Sudah lama tidak melakukannya,
malah kembali dengan kalimat yang tidak jelas.
Mungkin memang tak ada yang perlu dijelaskan. Menjelaskan
sebuah kejelasan hanyalah merumitkan. Bukan hanya perkerjaan yang sia-sia. Kita
semua adalah entitas yang menunggu. Tidak akan lebih lama atau terlalu cepat. Semua
ada waktunya, dan juga pada waktunya. Hidup ini takdir, dan tugas kita adalah
membuat pilihan di dalamnya. Di dalam takdir. Ya, di dalam takdir itu kita
membuat pilihan.
Jika yang terbaik adalah kosong, maka yang terisi hanyalah
beban. Tidak penting apakah semua ini nyata, atau hanya tampak nyata. Kita bahkan
hidup di alam mimpi. Sejauh mana pun langkah itu menuju, ia tetap berada di
tempat yang sama. Cobalah untuk menengok kiri kanan, tengok juga ke dalam. Aku masih
selalu ingat lirik dari Ebiet GAD itu.
“Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang
masih melekat”
Kenangan memanglah begitu. Ia bisa memberikan kehangatan dari
dalam, tapi juga ada yang menghancurkan. Bagaimana jika dalam diri ini lebih
banyak kenangan yang menghancurkan? Lebih banyak kenangan yang membelenggu
ketenangan. Ini musibah yang harus diatasi. Di selesaikan sebaik-baiknya. Entah
bagaimana caranya.
Membayangkanmu. Mengingat hal-hal yang tak kau sadari selama
ini.
Tuhan menyertakan kasihnya dalam perjalanan yang sunyi.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih atas perhatiannya