Notifikasi Yang Menyenangkan
Senang rasanya bila tidak banyak pemberitahuan atau notif di ponsel. Tidak banyak yang mengganggu. Tidak banyak yang memberikan destruksi saat sedang 'khusuk' melamun.
Hanya tiga notifikasi yang penting saat ini, WA,
telefon, dan juga alarm. Selain itu tak perlu di-notif-kan. Biarkan
saja diketahui saat nanti membukanya sendiri. Ini merupakan langkah kecil yang
baik. Awalnya aku merencanakan untuk disiplin waktu dan tempat dalam
menggunakan ponsel, hanya menggunakan ponsel saat waktu-waktu tertentu. Tapi
kegiatan tak bisa ditebak, juga penting untuk banyak membawa ponsel agar mudah
dicari. Kalau kedua hal ekstrem itu
memang sulit dilakukan, namun meng-uninstall MEDSOS yang tidak perlu
sudah kulakukan. Juga hanya mengaktifkan pemberitahuan yang penting saja. Walau
tidak terlalu sederhana, hal seperti ini bermakna kesederhanaan.
Sejak berganti nomor, tidak banyak juga teman yang
kuhubungi. Hanya beberapa circle kecil. itu semua pilihanku, dan aku
memilih suasana yang sepi untuk diriku. Tidak banyak tahu apa yang terjadi
dengan orang yang sudah kukenal, juga tidak banyak peduli mungkin. Ah dasar
aku ini....
Dari seluruh teman masa SMA, hanya satu orang yang dengannya
aku berkomunikasi. Darinya aku tahu beberapa informasi mengenai teman-teman
lain. Rasanya itu cukup, tidak menghabiskan banyak waktu tenaga dan pikiran.
Tidak banyak pesan masuk dalam sehari. Rasanya aku cukup nyaman dengan begitu.
Beberapa hari kemarin satu teman yang tahu nomorku memberi
informasi. Bahwa Pekcun menikah dengan teman seangkatan kita juga. Sampean
gak dikabari yee pek? Begitu dia bertanya padaku. Dan aku menjawab tidak.
Pekcun adalah orang yang sama-sama berangkat ke Jogja, dan mengambil
jurusan filsafat denganku. Cukup banyak cerita tentang jalan-jalan kita berdua.
Tapi mungkin saat ini pernikahannya memang dibuat agak rahasia. Tidak terlalu
terbuka. Hanya orang-orang tertentu yang menghadirinya. Sehingga tidak perlu
memberi tahu semua teman, termasuk aku. Bahkan orang yang mengabariku tahu dari
perkiraan dan gosip, lewat konfirmasinya denganku juga. Ah, aku jadi ikut
nggosip juga..
Aku pun merespons dengan bahagia
dan positif. Kupikir ini pilihannya yang baik, juga karena cinta. Bukan karena
hal-hal lain yang mendistorsi sifat itu. Aku juga cukup mengerti kenapa dia
tidak memberitahu banyak teman. Aku kenal dirinya, orang yang tidak terlalu
banyak mengumbar sesuatu. Lebih nyaman untuk memberitahu orang-orang tertentu.
Merespons begini juga terasa positif untukku. Senang saat melihat orang lain
senang. Tidak terlalu meributkan gosip yang terjadi, juga bersikap positif
dengan keputusan yang dibuatnya.
Awalnya memang tidak mudah untuk
bersikap posistif thinking terhadap orang lain, pada diri sendiri bisa
jadi lebih berat. Namun keadaan bisa mengajari kita untuk itu, juga adanya
kesempatan untuk melakukannya. Bahagia dengan kebahagiaan orang lain. Bersyukur
dengan apa yang didapatkan orang lain, yang tentunya bukan karena merebut milik
kita. memang sikap seperti itu perlu untuk dilatih, dan juga dihayati. Dalam
konteks hidupku sendiri, aku lebih senang tidak meributkan diri dengan orang
lain, termasuk tidak menggosipkannya. Entahlah, mungkin ini hanya terjadi
untuk saat ini....
Komentar
Posting Komentar
terimakasih atas perhatiannya