Setelah tuju hari kematian Ibuku, perasanku kembali bergolak. Bukan terjadi secara langsung, tapi berujung bangkit seperti budaya laten. Ada sesuatu yang tak tampak dan bisa muncul secara tiba-tiba. Semua ini karena cerita yang panjang, penuh drama dan rumit. Sebelum aku bercerita mengenai semua itu, lebih baik kuceritakan dahulu perasaanku selama sebulan di rumah. Dalam seminggu, perasaan asing ku selama di rumah sudah mereda. Berganti menjadi perasaan nyaman dan mengikat. Kesan bahwa inilah desaku, tempatku dilahirkan dan awal mengenal dunia. Ya, begitulah rasanya . Ada banyak hal yang berubah, tapi rasa saling mengenal satu sama lain, suara-suara yang akrab sedari kecil, dan kombinasi antara ramai dan sepi yang bisa kembali ku nikmati. Sehabis magrib yang sepi dan juga suasana hajatan yang penuh kericuhan, termasuk banyak anak-anak yang bermain, berseliweran tanpa beban. Dalam hati aku merasa ingin menetap. Ingin melanjutkan kehidupanku di lingkungan ini. Namun aku sendiri tah...