Kehadiran Diri

Sampai sekarang aku masih bertanya. Adakah diriku hadir dalam setiap moment yang kujalani?

“sepertinya tidak”

Banyak hal pada akhirnya berlalu tanpa kumengerti. Lewat begitu saja. Tak ada yang berkesan, apa lagi menjadi sesuatu yang berharga. Semua itu karena aku kurang peduli dengan kesadaranku sendiri. Acuh pada apa yang sedang kulakukan, dan tidak menjalaninya sepenuh hati. Dalam bahasa lain, aku tidak khusu’ dalam berbuat, terlebih dalam beribadah.

Pemikiran seperti ini hadir manakala aku kembali pada tidak fokus pada satu hal. Yang terjadi sebenarnya adalah, aku tidak fokus pada apa pun. Mungkin karena masih terjebak pada alat komunikasi yang mainstream ini. Juga karena aku kurang percaya diri dengan yang kujalani.

Sedari kemarin pikiran mengenai fokus terus menghantuiku, yang dengan pikiran itu juga aku menjadi tidak fokus. Padahal itu adalah sebaik-baiknya kegiatan. Kegiatan yang seharusnya dilakukan dengan fokus. Pilihan untuk fokus adalah pilihan untuk kerja keras, saat fokus itu tak ada, maka sebenarnya kita sedang bekerja seadanya.

Sisi lain dalam diriku bilang, kamu hanya sedang tidak mau sibuk beribadah. Kamu tidak fokus pada Tuhan. Kamu mengabaikannya, dan itu membuatmu mengabaikan banyak hal. Ini seperti nasehat agama, tapi aku bisa mengakuinya. Dia berpesan untukku, fokuslah pada satu hal, maksudku adalah Tuhan, maka hal lain akan mengikutinya.

Harus kuakui kalau ini benar. Aku bisa menerima nasihatnya. Bukan banyaknya godaan yang membuatku tidak fokus, tapi aku sendiri yang memalingkan diri darinya. Namun aku senang bisa tersadar untuk kembali fokus dan bertahan. Ada hal-hal yang mengingatkan pada alamat yang sejati. Bahkan pagi tadi aku memikirkan sesuatu tentang diriku, yang tertuang dalam bentuk bait.

Aku

Sendiri adalah diriku

Sepi adalah sahabatku

Bosan adalah teman baikku

Bait-bait itu membawaku untuk hadir dalam diriku, berjuang untuk menuju diriku, dan bersahabat dengan diri sendiri.

Ah iya, aku mau tempel juga video yang ketiga dari ARBLAM Story



Komentar