Ayo kita mulai lagi.

Kenapa begitu sulit untuk mengulang kebiasaan yang sudah lama tertinggal? Adakah ini godaan setan, atau perasaan rindu yang sudah berkarat, hingga menjadi sulit untuk memulainya kembali.

Barang kali memang sudah terlalu tumpul pikiranku untuk menuliskan sesuatu. Lebih suka menyamankan diri mendengar omong kosong dan melihat sampah di internet. Pada kenyataannya aku masih percaya kalau dengan menulislah kita membangun diri.

Ini bukan tentang dunia, politik, musik, lingkungan dan hal-hal populer lainnya, ini tentang diriku yang selama ini terhambat dalam banyak hal, yang dilakukan oleh diriku sendiri. Diriku yang lambat dan banyak alasan.

Banyak hal sudah kucoba mulai, sebanyak itu pula kegagalan yang kualami. Lebih banyak lagi hal yang menjadi angan belaka. Ini semua karena banyak perkara yang sejak awal tak pernah benar-benar selesai. Sebab aku tak pernah serius dalam menyelesaikannya. Yah, kuakui jika memang aku sangat mudah dialihkan dalam hal lain. Tidak membawa diri dalam fokus.

Hal paling krusial untuk kulakukan saat ini adalah berdamai dengan diri sendiri. Selama ini aku banyak mengingat kesalahan orang, juga kesalahanku yang kupikir diakibatkan oleh orang lain -padahal tidak juga-. Seharusnya aku mengambil keputusan, bahwa sebagaimana pun kesalahan orang lain itu ada padaku, mengungkitnya hanya akan menambah perasaan buruk dalam diriku. Pada kenyataannya itu juga tidak berdampak pada orang lain, malah diriku yang terus merasa sakit dengan apa yang sudah terjadi. Dengan ini aku menjadi mengerti, bahwa menyalahkan dunia tidak bisa dijadikan solusi. Akan lebih baik jika kudamaikan semua yang sudah terjadi pada diriku. Aku sama sekali tak menganggapnya mudah, tapi aku tak punya pilihan lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Berlalu

Tanpa Lagu "Legenda", Gus Dur Tetap Idola

SEKILAS "MAMNU"