Hai blog
Baru benar-benar terpikir olehku, bawah selama ini hidupku
penuh dengan kebohongan. Aku banyak berbohong dengan semua hal. Dengan diriku
sendiri terutama, dengan kedua orang tuaku, dengan teman-teman, dan juga apa
yang kutemui di bumi ini. Sepanjang waktu aku banyak berbohong, mulai dari
masa-masa aku kecil, hingga kini, yang sudah kulampaui waktu remaja.
Begitu mudah aku bicara tentang sesuatu yang benar, atau
setidaknya menurutku itu benar, juga ngomong soal jujur pada diri sendiri, tapi
pada kenyataannya aku lebih banyak menipu. Hingga aku menjadi tertipu, oleh
tipuan yang kubuat sendiri.
Pada masa setelah ibuku meninggal kemarin, aku cukup banyak
tahu kalau aku dibesarkan dengan kebohongan, dalam kerusakan yang dibuat
keluargaku. Aku menjadi begitu marah dan bingung untuk melanjutkan hidup. Namun
akhirnya aku bisa cukup mengerti kenapa aku bisa mudah untuk berbohong pada
keluargaku, bahkan pada keputusan besar untuk hidupku sendiri. Sebab aku
dibesarkan dengan rangkaian kebohongan yang dipaksakan untuk menutupi kerusakan
yang terjadi.
Pengertian itu membawaku pada keputusan untuk jujur pada
diriku sendiri, ingin membabat habis aneka kebohongan yang sudah terlampau
subur, dan berjanji untuk tak lagi menanam kebohongan dalam akhir kisah hidup
ini. Sedang nyatanya kini aku masih dalam belantara kebohongan. Bahkan
keputusanku untuk hidup di rumah, untuk menemani bapakku yang sudah sepuh,
adalah kebohongan untuk menutupi egoku yang konyol.
Aku memang merasa
lebih baik pergi, tapi kehendak itu adalah kemarahan yang bercampur dengan rasa
tak tahu diri. Aku tak pernah benar-benar ingin pulang. Aku lebih ingin hidup
hanya dengan diriku sendiri, -kebohongan yang terangkai dalam angan-anganku,
yang sebenarnya itu konyol. Sebab aku tak ada kekuatan dan tak mungkin ada
kekuatan untuk menjalani itu.
Dan kini, kegagalan rencana menjadikanku bimbang pada
keputusanku sendiri, yang kubuat dalam rangkaian ego dan kebohongan.
Oh tidak.
Kebohongan ini terus ada dan berlipat ganda.
Komentar
Posting Komentar
terimakasih atas perhatiannya