Postingan

Mencari Makna

Gambar
Adakah yang bisa kukatakan? Entah mengapa perasaanku menjadi asing dengan banyak hal. Mungkin memang beginilah hukum dari sebuah jiwa, kadang ia sepi, kadang juga penuh hasrat, kadang dia resah, kadang juga penuh dengan harapan. Saat ini aku merasa berputar-putar di antara banyak persimpangan. Aku menginginkan sesuatu, tapi sampai saat ini aku enggan fokus menuju ke sana. Hanya berdiam diri di tengah samudra kehidupan, tanpa arah dan tujuan. Serasa tidak sedang menjalani hidup, tapi sekedar menumpang hidup. Kembali membaca kutipan dari Karen Armstrong dalam pembukaan Jaerussalem kemarin, aku jadi mengerti bahwa aku merasa punya makna, tak ada orientasi pada makna sehingga bingung menempatkan diri di dunia. Itulah aku, dan entah bagaimana jadinya nanti...

Bagaimana?

Bagaimana harus kukatakan Bahwa aku memikirkanmu tiba-tiba Menyadari hadirmu dalam gelapnya jiwa Ingin memeluk dengan jarak yang tak seharusnya

Untuk Diriku

Gambar
Entah apa yang kulakukan selama ini? Tidak tergerak untuk menulis. Hanya menghibur diri dengan membaca. Bahkan perjalanan ketika aku pergi ke Semarang untuk berziarah, dan menghadiri acara seribu hari penulis idolaku belum juga kutulis, padahal aku sudah kurencanakan sejak dalam perjalanan. Sudah kubuat materinya di catatan. Mungkin memang masih malas, lebih memilih waktu untuk melamun dibanding menuliskan sesuatu. Adanya pekerjaan lain tak pernah layak untuk menjadi alasan. Seiring waktu berlalu, rasanya menjadi semakin tumpul. Eh, sebentar lagi bahkan sudah mau puasa. Hari-hari menjelang puasa adalah pertanda sudah berapa lama aku di tempat ini. Sudah berapa tahun? Berapa tahun itu tidak sejalan dengan apa yang terasa kudapatkan. Masih banyak rasa kekurangan dalam diriku. Masih banyak hal yang ingin kulakukan, walau juga tak kunjung kulaksanakan, tapi aku menjadi semakin rakus. Semakin lama, semakin menginginkan banyak hal, semakin ingin banyak baca buku, semakin berharap memilik...

Rasanya Aku Butuh Psikolog

Gambar
Badanku tidak enak sore ini. Lemas, meriang, tidak terlalu pusing, tapi terasa sekali tidak fit untuk melakukan sesuatu. Punggungku juga terasa pegal akhir-akhir ini. Harus diakui kalau aku kurang menjaga kesehatan selama ini, tidak banyak bergerak dan membawa diri olah raga. Namun cuaca memang sedang buruk. Dingin terus menerpa, hujan menjadi musim yang begitu menyulitkan tubuh. Mungkin tubuhku sendiri memang sedang ringkih, tidak bersemangat secara jiwa dan ragawi. Beberapa malam ini aku banyak insomnia. Kuhabiskan waktu dengan main PS, atau membaca buku, dan kadang menonton film. Bahkan sampai aku sudah terlalu bosan pun, diriku belum juga bisa tidur. pikiran kembali melayang pada hal-hal yang memang belum selesai pada diriku. Tentang keluarga, cinta, dan juga cita-cita. Saat ini, ketika aku merasa diriku tak berdaya, aneka persoalan yang belum selesai itu malah tak bisa terdamaikan. Terkadang aku merasa ingin marah dan mengumpat-umpat sendiri. Rasanya aku membutuhkan seorang skia...

---

Tak ada yang bisa kukatakan untuk diriku sendiri. Aku sudah membuka laptop untuk menuliskan sesuatu, tapi malah berputar-putar tak karuan. Mungkin karena ada yang mati. Ada mode pikiran yang tak berfungsi, sebab aku tidak pernah menggunakannya. Terlalu asyik memanjakan diri sendiri sehingga lupa untuk berbuat sesuatu. Padahal hidup bukan Cuma bernafas. Bukan Cuma bisa makan dan merokok, tapi gelombang kesadaran yang terus berdentum. Berkali-kali kucoba untuk memulai, tapi selalu berantakan di tengah jalan. Aku kehilangan kekuatan untuk terus berusaha, kehilangan semangat untuk hidup. Kehilangan hal paling penting dalam kehidupan, cinta. Ini bukan akhir cerita, tapi hidup yang tidak hidup, karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya, terasa lebih buruk dari kematian. Sudah lama Rendra mengingatkan akan hal itu, tapi sampai kini aku tak juga mengerti. Bukan sepi atau keramaian, bukan pula kedekatan atau keterasingan, tapi aku butuh menyalakan sesuatu untuk menjalani hidupku kem...

Foto Profil Mu

Ada senyum yang mengandung tangis Tampak rasa syukur dan penyesalan  Harapan dan trauma merangkai wajah itu Cinta dan kesepian rampil beriringan  Ku pandangi wajahmu yang sayu dan memikat  Kubayangkan kalimat-kalimat cerita penuh emosi  Kuingat lagi kau yang bicara sekaligus merasa  Ku dambakan tawa dan tangismu yang bukan terpaksa

Malam

Dalam gelap-malam Ada tatapan kesal darimu Ada kepasrahan dariku Ada kebersamaan antara kita Ada keyakinan, pasti ada jalan untuk yang saling merindu