Postingan

Yaa

Tugasmu adalah berusaha dan berdoa.  Jangan melebih-lebihkan kuasa. Ingat itu...

Kemarin

Kemarin aku merenungkan mengenai niat. Sesuatu dalam hati yang ingin kita tuju. Pada kenyataannya aku memang tidak begitu kuat meniatkan sesuatu. Hatiku banyak tergoda pada sesuatu yang melelahkan, dan aku sendiri tak cukup mampu untuk bertahan. Kini aku mulai menanyakan kembali mengenai "siapa diriku?", Apa yang aku punya? Apa yang aku bisa? Jawabannya ternyata kosong. Bahkan jika aku bisa menjawabnya, aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya. Kemudian pertanyaan berlanjut. Tentang seberapa pantaskah diriku …? Untuk banyak hal yang aku harapkan. Tentu saja jawabannya "tidak". Harus kuterima, bahwa hidup tak terumuskan olehku, juga oleh banyak hal yang kutemui. Tapi kehidupan pasti ada yang merumuskan, yang tak bisa hanya interupsi seenaknya, tak semua keinginan harus terjadi. Sebab semua dilahirkan untuk menjadi dirinya sendiri, bukan yang lain. Belajar menerima posisi, itulah yang saat ini kupikirkan. Semenjak sering ngobrol dan ngopi dengan "orang-ora...

Satukanlah Hati Yang Setia

Sendiri mendengarkan Poppy Mercury. Sendu rasanya perasaan ini. Seperti kembali pada masa kanak-kanak. Juga diwakilinya perasaan oleh lirik lagu itu. Sedikit mendamaikan hati yang terkoyak sepi. Suara jangkrik tak henti-hentinya menghiasi malam. Menambah nuansa sunyi, dan semakin sendu. Berbarengan dengan suara tadarus Al Qur'an dari mushola. Entah sudah berapa batang rokok yang kuhabiskan, sambil membawa pikiran mengawang. Untung saja ada teman yang datang sambil membawakan segelas kopi. Sedikit terasa mengganggu kesendirian ku, tapi juga terasa ada teman berbagi energi. "Kok ngelamun terus to mas?" Sapanya. Aku tersenyum, bingung ingin menanggapinya bagaimana. Aku pasrah saja dengan apa yang akan selanjutnya dia katakan. "Gak pulang mas?" Pada akhirnya dia menentukan topik lain. Persis seperti perkiraanku. Bahkan jika dia tidak lekas memulai, aku yang ada bertanya seperti ini padanya. Meski sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan jawabannya. "Aku sudah...
Baru saja aku selesai membaca cerita yang dari kemarin kutulis. Masih bertahan di sembilan ribuan kata, masih sedikit sekali, mungkin baru seperempat dari cerita. Rasanya tak ada yang salah dari apa yang ku tulis. Hanya mungkin secara teknik, tidak begitu baik. Namun bagiku, itulah teknik terbaik yang aku bisa buat. Sepertinya kemampuan gaya bercerita ku hanya sampai segitu. Benar apa yang dikatakan temanku, Bahwa cerita yang sedang kutulis masih teramat datar. Unsur-unsur penting dalam cerita yang sudah aku ketahui, belum terasa ada di dalam cerita yang ku tulis. Seperti karakter dan tujuannya, konflik-konflik dan dan tantangan buat si tokoh, juga pembagian babak cerita. Semua hal itu belum bisa aku terapkan dalam cerita yang sedang ku buat. maka wajar jika temanku mengatakan kalau ceritanya masih terlalu datar. Sedangkan untuk soal kebahasaan rasanya sudah mentok, hanya sampai segitulah kemampuanku dalam mengolah bahasa. Aku harus makin banyak menambah bacaan ku, agar teknik penulis...

Mengalir

Hatiku terasa sesak dengan banyak hal yang mengusik. Banyak hal yang tak bisa ku jelaskan dengan sederhana. Tentang harapan, kekecewaan, penyesalan, dan juga dendam. Mungkin memang sebaiknya aku mengosongkan hati. Menyerahkan diri pada rahmat yang kuasa. Barangkali aku yang masih terlalu sombong. Menganggap diri bisa mengatasi semua persoalan. Mengabaikan orang-orang yang seharusnya diakrabi sepenuh hati. Sebab waktu tidak akan bisa merubah semua perasaan itu. Waktu hanya merubah suasana, manusialah yang mengambil keputusan pada akhirnya. Berkali-kali aku mendengarkan lagu Damai Bersamamu yang pernah dinyanyikan oleh almarhum Chrisye. Melekat sekali lirik yang berbunyi. Hanya padamu Tuhan Tempat ku berlindung Dari semua kepalsuan, dunia Sesaat kupikirkan bawah, seharusnya kita memohon kepada Tuhan untuk melindungi kita dari kepalsuan, bukan hanya mengkritik aneka kepalsuan, dan -entah secara sadar, atau tidak sadar- tenggelam dalam kepalsuan kita sendiri. Kepalsuan merasa diri baik-b...

Tidak apa-apa

Gambar
 Tidak apa-apa, untuk tidak jadi apa-apa.

Menggambar Lewat Tulisan

Aku begitu susah dalam membuat deskripsi. Mungkin ini adalah kelemahan yang harus aku perbaiki. Atau ini adalah hal yang harus aku suasati dengan gaya menulis yang lain. Ada banyak tulisan yang kubaca, dengan sedikit deskripsi, dan tetap saja bagus. Terkadang aku merasa perlu membuat yang seperti itu. Tapi kemudian aku merenungi soal manfaat dari deskripsi itu sendiri. Ada banyak suasana yang begitu hidup saat dideskripsikan dengan baik. Dengan tulisan seperti itu, aku menangkap banyak kesan dan emosi yang baik. Pada akhirnya kusadari kalau aku hanya fokus pada kesan yang kutangkap, bukan pada mengapa aku bisa sampai mudah menangkap kesan tersebut. Hingga akhirnya aku terburu untuk menuliskan sebuah kesan. Kini aku mulai sedikit mengerti kalau deskripsi yang baik akan mengantarkan kita pada imajinasi yang baik pula. Mulai aku mencoba untuk membuat deskripsi. Tentu tidak mudah, sebab ada banyak kesalahan yang belum bisa ku perbaiki. Sebuah deskripsi yang saat aku membacanya kembali, ser...