#3
Siang hari itu, sehabis hujan yang tidak begitu deras di Jakarta Pusat, tepatnya di depan Museum Nasional, aku benar-benar merasa ada di Indonesia. Di depan nilai budayanya yang tinggi, juga dengan ketimpangannya yang tidak kalah tinggi. Bangsa yang besar, sudah tentu memiliki masalah besar. Di depan gedung museum nasional. Aku berhenti untuk beberapa waktu. Bersama orang-orang yang sedang berteduh di halte depan pagar museum. Ada dua pemulung perempuan yang sedang mengobrol dengan seorang kopi keliling. Mereka membeli kopi, dan salah satunya meminta sebatang rokok. Melihat raut muka dan cara penampilan penjual kopi keliling itu, aku bisa tahu dia orang mana. Di pojok kiri halte ada dua orang bapak-bapak yang entah sedang menunggu apa. Aku juga tidak tahu mereka sedang membicarakan apa, sebab aku juga tidak peduli. Yang kutahu mereka hanya mengobrol dengan “logat Jakarta”. Juga ada tiga orang tukang kebun yang sedang menurus tanaman di pinggir jalan. Mereka tampak menggunakan seragam,