Berdamai dengan diri
Terkadang aku bertanya pada diri. Apakah aku sudah bisa mengikhlaskan dan memaafkan apa yang sudah terjadi? Jawabannya terasa tidak, tetapi terkadang bisa iya. Namun apapun yang terjadi kita memang tidak akan sanggup memutar waktu. Kenyataan yang buruk di masa lalu sangat bisa menghentikan langkah kita. Bergerak maju tidak begitu saja mengindarkan kita dari masa lalu. Kurasa benar bahwa “hidup bukanlah soal masa depan, tetapi soal hari ini yang harus lebih baik dari hari kemarin” [1] . Pada akhirnya semua ini bukan soalapa yang kau tanam akan kau tuai. Kesetiaan yang kau tanam ternyata tidak berbuah manis. Loyalitas yang kau berikan juga sudah tidak berarti apa-apa. Bahkan “kawan” yang kau jaga malah menertawakanmu di belakang. Mungkin ada dua hal yang seharusnya kau perhatikan selama ini. Pertama. Kau terlalu sombong dengan apa yang kau anggap milikmu. Seharusnya kau sadar bahwa kesombongan adalah api. Api bisa menghanguskan materi, api bisa membuat air menguap dan api juga